Rizal Ramli Bandingkan Pemindahan Ibu Kota Baru di Berbagai Negara: Kok Belajar dari Pengalaman yang Gagal?

| 29 Jan 2022 12:06
Rizal Ramli Bandingkan Pemindahan Ibu Kota Baru di Berbagai Negara: Kok Belajar dari Pengalaman yang Gagal?
Rizal Ramli. (Twitter/Rizal Ramli)

ERA.id - Mantan Menko Maritim Rizal Ramli membandingkan perpindahan ibu kota di seluruh dunia dengan rencana perpindahan ibu kota di Indonesia. Di negara lain ada model yang berhasil, sebab menjadi bagus, bermanfaat dan berfungsi.

"Kedua adalah contoh gagal. Buntutnya hanya jadi monumen aja. Sekarang kita lihat contoh kedua dulu yang gagal. Kebanyakan terjadi di negara-negara yang merancang ibu kota jauh dari ibu kota yang lama, harus naik pesawat 3-4 jam," kata Rizal dalam Youtube Karni Ilyas Club, dikutip Sabtu (29/1/2022).

Ia menyebut contoh perpindahan ibu kota yang gagal terjadi pada Brazil. Ibu kota lamanya bernama Rio de Jenairo. Lalu dibangun Brazilian City dengan jarak dari ibu kota lama 3-4 jam.

"Dalam prakteknya ibu kota baru gagal berfungsi. Karena tetap orang bisnis, rakyat biasa, pejabatnya sendiri lebih doyan ketemu di Rio. Jadi yang terjadi Brazilian City hanya jadi tempat untuk rapat-rapat, retreat, seminar, liburan sama keluarga, ngabisin SPJ. Fungsinya sendiri tetap di Rio," katanya.

Contoh lain, ia menyebutkan terjadi di India. Ibu kota India yang lama bernama Old Dele. Lalu ada keinginan untuk pindah ke Punjab yang dianggap lebih dingin, hijau, luas. Lalu dibangun ibu kota baru. Tapi ternyata hanya menjadi monumen saja.

"Pejabat, rakyat, orang bisnis tetap di Old Dele. Akhirnya, pemerintah India mutusin bangun ibu kota baru lagi, namanya New Delhi. Itu hanya 1 jam dari Old Dele dan berhasil sukses. Jadi kalau kita pelajari kasus berbagai ibu kota, itu nggak terlalu jauh dari ibu kota yang lama," katanya.

Lalu contoh selanjutnya, Malaysia. Ia menceritakan Kuala Lumpur menjadi ibu kota lama yang dianggap padat. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad membuat Putra Jaya yang hanya 1,5 jam dari Kuala Lumpur. Pemindahan ibu kota itu dianggap berhasil karena keluarga pejabat tetap mau tinggal dan menyekolahkan anaknya di Kuala Lumpur.

"Sekolah bagus kan di Kuala Lumpur. Akhirnya tetap disitu, kalau ngantor datang ke Putra Jaya. Jadi kenapa kita nggak belajar dari pengalaman sukses mindahin ibu kota. Kok belajar dari pengalaman yang gagal yang hanya jadi monumen tidak berfungsi," katanya.

Menurutnya, kalau mau pindah ibu kota jangan pakai cara yang gagal, tapi cara yang berhasil. Maksimal pindah ibu kota yang memiliki jarak 2 jam dari DKI Jakarta.

Kami juga pernah menulis soal Berbohong Hingga Menyakiti Perasaan Lain, Zodiak Dikenal Paling Punya Banyak Alasan, Kamu Salah Satunya? Kamu bisa baca di sini

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!

 

Rekomendasi