Tim Editor
ERA.id - Sejak pertengahan Januari silam, minyak goreng kemasan di toko retail modern bikin warga gontok-gontokan. Bagaimana tidak, harganya turun drastis menjadi Rp14.000.
Dari sana, para warga pun rebutan stok yang minim di banyak toko. Sebab jadi rebutan, minyak goreng jadi cepat habis. Alhasil rakyat mengeluh. Sementara di pasar tradisional, harganya sangat lambat turun.
Merespons kesulitan rakyat akibat kelangkaan minyak goreng di toko retail, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli (RR), merasa prihatin.
”Memang menteri-menteri Jokowi ndak bisa kerja, sudah sebulan lebih, nurunin harga minyak goreng aja ndak bisa,” kata RR, yang pernah menjadi Menko Ekuin pada periode Presiden Gus Dur.
"(Mereka) menang di gaya doang,” imbuh RR.
RR mendorong para menteri bekerja dengan benar, sebab ini menyangkut hajat hidup rakyat banyak.
Netizen pun ramai mengkritik para pejabat tinggi yang gagal menurunkan harga minyak goreng.
"Di Malaysia minyak goreng bisa dapet harga Rp. 8.500/kg karena pemerintah Malaysia mengutamakan kebutuhan lokal dulu baru untuk ekspor,” kata seorang netizen.
"Barusan saya beli minyak goreng, bener kok harganya 14K (Rp14ribu) per liter. Di tahun 2022 ini hanya boleh beli 1 pack saja (untuk konsumsi), sebuah pengalaman yang sepanjang hidup tidak pernah saya alami. Kemajuan? Buah policy yang masih jauh dari Smart City, Metaverse, Industry 4.0 yang terdengar fasih sekali,” kata netizen lainnya.
Seperti diketahui, stok minyak goreng yang langka banyak dikeluhkan masyarakat. Ternyata kekosongan juga terjadi di pasar tradisional. Masyarakat luas mengeluhkan langkanya minyak goreng itu. Padahal Indonesia adalah tempat perkebunan sawit terbesar di dunia.
Kami juga pernah menulis soal Seorang Ibu Rela Pergi Jauh Demi Membeli Minyak Goreng Rp14 Ribu, Sidak Pemerintah Apa Kabar? Kamu bisa baca di sini
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!
