Mengenal Nia Asmady, Wanita Indonesia Pembuat Satelit Terbesar di Asia

| 26 Jun 2023 15:05
Mengenal Nia Asmady, Wanita Indonesia Pembuat Satelit Terbesar di Asia
Ilustrasi Satelit (dok. Indosat Ooredoo)

ERA.id - Satelit Republik Indonesia atau disingkat Satria-1 menjadi titik sejarah Indonesia dalam dunia telekomunikasi. Pada saat ini, Indonesia menjadi negara yang mempunyai satelit multifungsi terbesar di Asia dan nomor lima di dunia. Satria-1 memiliki kapasitas 150 Gbps, dimana sebelumnya berkapasitas di bawah 100 Gbps.

Setelah diluncurkan dari markas SpaceX di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, satelit Satria-1 ditargetkan mulai dapat dioperasikan paling cepat Desember 2023 atau paling lambat Januari 2024.

Proyek ini adalah hasil Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) antara Kementerian Komunikasi dan Informastika (Kominfo) dengan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) melalui anak usahanya PT Satria Nusantara Tiga, yang sudah menandatangani kontrak dengan nilai sekitar Rp8 triliun.

Selanjutnya, Satria-1 akan memberikan koneksi terhadap kurang lebih 150.000 titik layanan publik, di dalamnya tercakup 47.900 titik kantor desa/kelurahan/kecamatan, 93.900 titik sekolah, 3.700 titik puskesmas, rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya, 3.900 titik kantor administrasi pertahanan dan keamanan.

Ilustrasi-Satelit luar angkasa (Foto: NASA)

Mengenal Nia Asmady, Sosok Pembuat Satria-1

Tahukah Anda, engineer yang membuat Satria-1 ini adalah seorang wanita. Ya, dialah Adipratnia Satwika Asmady. Wanita yang lebih populer dipanggil Nia ini mengemban amanah dari PSN untuk menggarap proyek Satria-1, mulai dari perancangan, pembuatan, sampai pengoperasian nantinya.

Selama mengerjakan Project Manager Satria-1, Nia kerap bolak-balik Indonesia-Prancis. Sebab, Satria-1 diproduksi oleh perusahaan asal Prancis, Thales Alenia Space (TAS). Proses produksi satelit ini dimulai dari tahun 2020 sebelum selesai produksi dan dikirim ke Florida, AS pada Juni 2023.

Nia Asmady (Foto: LinkedIn)

Nia lahir di Jakarta 24 Agustus 1993 sebagai anak kedua dari Asmady Parman dan Adiyatwati Adiwoso. Ia memiliki latar belakang pendidikan S1 dan S2 di Aerospace Engineering California Polytechnic State University.

PSN adalah karier pertama yang dirintis Nia di dunia kerja. Bergabung pada tahun 2017, Nia langsung diikutkan dalam proyek satelit yang ditangani PSN. Bahkan, pada tahun 2019, Nia juga terlibat dalam pembuatan satelit Nusantara-1 (N1). Namun, karena adanya kendala financial proyek, Nia dipindahkan untuk membuat Satria-1.

Kisah Nia Asmady dalam Proyek Satria-1

Tentunya banyak cerita lika-liku Nia dalam pengerjaan proyek Satria-1 ini. Lingkungan kerja yang didominasi oleh laki-laki menempa dirinya harus bekerja keras dalam beradaptasi.

"Jadi banyak laki-laki memang kita harus menyesuaikan dengan cara kerja dan sosialisasi dengan semuanya. Saya lebih menjadikan mereka tempat belajar," ungkap Nia.

Selama kuliah, dunia satelit memang bukan keinginan Nia. Lulusan Aerospace Engineering, menjadikan Nia berniat untuk bekerja di dunia pesawat terbang, lebih spesifiknya pesawat tanpa awak.

"Jadi dulu bayangannya dan pengen kerja desain pesawat tanpa awak, cuji coba pakai remote control, seperti itu. Cuma memang hidup membawa saya ke dunia yang tidak bisa saya perkirakan, dan saya harus bertanggung jawab dengan setiap keputusan yang sudah saya ambil," tegas Nia.

Dengan pengalaman Nia yang pernah menuntut ilmu di Negeri Paman Sam, tidak menjadikan Nia untuk malu kembali ke Indonesia. Pada umumnya, generasi muda yang hidup di luar negeri, bercita-cita untuk bisa bekerja di perusahaan internasional di luar negeri.

Satu hal yang menjadi keputusan Nia untuk kembali ke dalam negeri, dan terlibat dalam pembuatan satelit di Indonesia adalah nasionalismenya.

"Satelit ini adalah proyek untuk NKRI. Tidak banyak orang tahu siapa yang membuat satelit. Yang mereka tahu adalah layanan yang sudah beroperasi. Dan saya juga ingin PSN menjadi contoh jika Indonesia ternyata bisa," tegasnya.

Hal yang lebih membanggakan lagi, dalam Proyek Satria-1 ini, Nia menjadi wanita Indonesia pertama kalinya yang menjadi Customer Launch Director di SpaceX. Customer Launch Director adalah pihak yang menentukan roket SapceX Falcon 9 ini mengangkasa atau tidak.

Demikianlah ulasan tentang Nia Asmady, sosok perempuan Indonesia yang menjadi kebanggaan. Dengan mengenal Nia Asmady, tentunya kita berharap agar semua generasi muda di Nusantara menjadi terinspirasi.

Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi