Sebagaimana namanya, Los Tjihapit menempati los di pasar tradisional Cihapit, Bandung Wetan, Kota Bandung. Sepintas kios atau los ini tak jauh berbeda dengan warung kopi yang umumnya ada di dalam pasar, suasananya temaram, kadang tercium berbagai aroma dari komoditas yang dijual di pasar tradisional seperti sayuran hingga ikan asin.
Los Tjihapit dibuka oleh warga Bandung Bayu Wijanarko, mantan karyawan swasta sebuah perusahaan di Jakarta. Resign dari tempat kerjanya, ia kembali ke Bandung. Karena kegemarannya ngopi sambil diskusi, ia punya ide membuka kedai kopi dan kemudian memilih di Pasar Cihapit.
View this post on Instagram
Ia mulai membuka Los Tjihapit pada 2014. Dalam perjalanannya, ia bekerja sama dengan komunitas film Bandung, Layar Kita. Dengan komunitas ini ia rutin menggelar pemutaran film dan mengupas isi film tersebut. Sejak itu mulai banyak teman-teman komunitas yang ikut menggelar acara.
Tema diskusi pun beragam, mulai sastra atau novel, budaya, musik, dan masih banyak lagi. Ide acara muncul dari teman-teman Bayu sendiri. “Acaranya kadang spontan, hari ini dibicarakan tiga hari kemudian dimulai. Karena untuk acara ini kita tidak punya konsep. Jadi mengalir saja gaya pasar,” kata Bayu, saat berbincang dengan Era.id, pekan lalu.
Meski tak punya konsep, Bayu mengaku umumnya acara yang digelar di losnya lebih menekankan literasi dan edukasi. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan wawasan atau pengetahuan baru baik bagi penyelenggara maupun peserta. Termasuk untuk orang-orang pasar dan warga sekitar.
“Teman-teman pasar juga satu dua ada yang hadir, biasanya kalau acaranya yang berhubungan dengan hobi mereka. Misalnya kita pernah membahas pencak silat, ada teman pedagang yang suka silat ikut diskusi di sini,” katanya.
Acara di Los Tjihapit selalu dimulai pukul 15.00 ketika aktivitas pasar sudah tutup dan situasinya mulai sepi. Sore hari bagi sebagian orang menganggapnya waktu yang pas untuk santai sejenak sambil minum kopi dan ngobrol.
“Saya sendiri merasa sekolah kembali dengan kegiatan-kegiatan diskusi ini. Saya jadi belajar lagi, dapat wawasan sambil dapat duit (karena jualan kopinya laku),” kata pria berkacamata tersebut seraya tertawa.
Selain menjual kopi, Los Tjihapit juga menyediakan produk berupa kaos dan tas berlogo Los Tjihapit.
Rekomendasi
Afair22 Aug 2023 20:25Kemlu Sebut Tak Ada WNI Jadi Korban Badai Hilary di AS dan Meksiko
Popular
1 2Vitamin Terbaik untuk Lansia, dari Penunjang Kesehatan hingga Memperlambat Penuaan
20 Apr 2024 07:103 4PSSI Soal Peluang Perpanjangan Kontrak STY, Bergantung pada Capaian Piala Asia U-23 2024?
20 Apr 2024 08:325