4 Lagu Pergerakan yang Biasa Dinyanyikan Saat Demonstrasi, Lengkap dengan Liriknya

| 08 Oct 2020 08:35
4 Lagu Pergerakan yang Biasa Dinyanyikan Saat Demonstrasi, Lengkap dengan Liriknya
Massa demonstrasi mahasiswa ketika peristiwa 12 Mei 1998. (Dok: Istimewa)

ERA.id - Aksi unjuk rasa di Indonesia, dari era 1990an hingga pasca-Reformasi, tak bisa dilepaskan dari sejumlah lagu dan nyanyian legendaris. Perbedaan nuansa tak sedikitpun mengaburkan semangat persatuan dan perjuangan mencapai keadilan bagi negeri ini.

1. Darah Juang

Lagu "Darah Juang" adalah karya John Tobing, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia menciptakan lagu ini pada era 1990-an. Nuansa lagunya terdengar seperti solilokui, agak muram. Namun, liriknya menyimpan harapan dan semangat pembebasan. Lagu ini menjadi salah satu lagu paling populer dalam aksi demonstrasi mahasiswa terutama di era Reformasi 1998.

Lirik:

Di sini negeri kami

Tempat padi terhampar

Samudranya kaya raya

Tanah kami subur tuan

Di negeri permai ini

Berjuta rakyat bersimbah ruah

Anak kurus tak sekolah

Pemuda desa tak kerja

Mereka dirampas haknya

Tergusur dan lapar

Bunda relakan darah juang kami

Untuk membebaskan rakyat

Mereka dirampas haknya

Tergusur dan lapar

Bunda relakan darah juang kami

Padamu kami berbakti

2. Buruh Tani

Ketika dinyanyikan, biasanya secara kolosal, lagu "Buruh Tani" terdengar seperti sorak=sorai suporter bola. Namun, pesan persatuan yang terkandung dalam lagu ini tak tenggelam dalam hingar-bingar para demonstran yang menyanyikannya. Diciptakan pada tahun 1996 oleh mahasiswa asal Lamongan, Safi'i Kemamang, lagu ini awalnya berjudul asli "Pembebasan". Ia menulis lagu ini untuk menyemangati persatuan antara buruh, tani, mahasiswa, dan kaum miskin kota, melawan rezim Soeharto yang berkuasa selama Orde Baru.

Lirik:

Buruh, tani, mahasiwa, rakyat miskin kota

Bersatu padu rebut demokrasi

Gegap gempita dalam satu suara

Demi tugas suci yang mulia

Hari-hari esok adalah milik kita

Terciptanya masyarakat sejaht'ra

Terbentuknya tatanan masyarakat

Indonesia baru tanpa orba

Marilah kawan mari kita kabarkan

Di tangan kita tergenggam arah bangsa

Marilah kawan mari kita nyanyikan

Sebuah lagu tentang pembebasan

Di bawah kuasa tirani

Ku susuri garis jalan ini

Berjuta kali turun aksi

Bagiku satu langkah pasti

3. Berderap dan Melaju

Kerap disgadang-gadang sebagai lagu wajib mahasiswa, "Berderap dan Melaju" memiliki tempo mars dan mewarnai demonstrasi mahasiswa. Ia menyertai aksi "peradilan jalanan" ketika para mahasiswa melontarkan retorika lewat mimbar dan orasi melalui corong-corong megaphone.

Berderap dan Melaju

Menuju Indonesia baru

Singsingkan lengan baju

Singkirkan semua musuh-musuh

Rakyat pasti menang

Melawan penindasan

Rakyat kita pasti akan menang

Rakyat pasti menang

Rebut Kedaulatan

Rakyat kita pasti akan menang

4. Kami Belum Tentu

Diciptakan oleh band bernama .Feast, lagu "Kami Belum Tentu" seakan berhasil menjadi perahu bagi semangat penolakan RUU KUHP pada tahun 2019. Saat itu, mahasiswa menyanyikan lagu ini, sahut-menyahut, sambil meluapkan rasa geram mereka terhadap kalangan wakil rakyat.

Lirik:

Tiang masih berdiri

Bendera makin tinggi

Berkibar tiap pagi

Dimakan matahari

Merah makin memudar

Yang bunglon merasa benar

Putih makin menguning

Yang pintar masih berpaling

Ditinggal beasiswa

Tenang kawan, tak apa

Bertahan, buat apa?

Belum ada artinya

Masih dipeluk setan

Alergi peradaban

Alergi kemajuan

Mendorong kemunduran

Pemimpin di esok hari

(Adakah yang cukup mampu?)

Mewakilkan suara kami

(Jelas tak ada yang tahu!)

Ada yang cukup peduli

Umat yang dikelabui

Melupakan masa lalu

(Namun kami belum tentu!)

Negeri kerusuhan lagi

Heboh perang nuklir lagi

Jadikan pelajaran

Jangan sampai rusak beneran

Tentu masih main tusuk

Tiap hari kian buruk

Ayo cepat mending rujuk

Jangan sampai salah tunjuk

Pemimpin di esok hari

(Adakah yang cukup mampu?)

Mewakilkan suara kami

(Jelas tak ada yang tahu!)

Ada yang cukup peduli

Umat yang dikelabui

Melupakan masa lalu

(Namun kami belum tentu!)

Pemimpin di esok hari

(Adakah yang cukup mampu?)

Mewakilkan suara kami

(Jelas tak ada yang tahu!)

Ada yang cukup peduli

Umat yang dikelabui

Melupakan masa lalu

(Namun kami belum tentu!)

Apa guna gelar kami?

(Siapa yang sudah tahu?)

Jadi apa tua nanti?

(Tentu kami belum tahu!)

Tumblr, Reddit diblok lagi

(Siapa bilang situs biru?)

Untuk apa terkoneksi

(Jika masih mati lampu?)

Cukup dikasih hati

(Masih minta tambah paru)

Pura-pura bersih lagi

(Bagaikan Kalpataru)

Jelas-jelas tangan besi

(Masih berlagak rindu!)

Sembah Tuhan tiap minggu

(Tapi masih lempar batu)

Rekomendasi