ERA.id - Era tahun 2000-an awal sempat dihebohkan dengan kehadiran seorang 'pendekar kejantanan' asal Pelabuhan Ratu, yaitu seorang pemijat uzur bernama Mak Erot. Konon, nenek satu ini kerap didatangi para pria yang tidak puas dengan 'level' kejantanan mereka. Kepada Mak Erot mereka datang membawa gugatan. Mereka pantang pulang sebelum menjadi lebih 'jantan'.
Urusan gugat-menggugat tidak hanya berkaitan dengan UU Cipta Kerja. Ada berbagai jenis aksi gugatan lain, yang tak melulu soal undang-undang atau jumlah pesangon karyawan. Misalnya, 'menggugat kejantanan' seperti yang dilakukan para pria yang merasa performanya kurang maksimal di atas ranjang.
Lalu, ke mana mereka harus menggugat? Adakah Mahkamah Kejantanan di Indonesia?
Tentu, tidak ada. Yang bisa dilakukan para pria tersebut adalah mempersiapkan niat dan datang ke satu tempat legendaris di Sukabumi, yaitu Tempat Pijat Mak Erot.
Berdoa Untuk Kejantanan Sejak 1945
Mak Erot, begitulah ia dikenal. Beliau sesungguhnya telah wafat pada 5 Juli 2008. Ia diperkirakan berusia antara 101 hingga 130 tahun, namun, tak ada yang benar-benar tahu pasti. Yang benar-benar diyakini justru bahwa sang nenek memiliki kemampuan menyembuhkan problem vitalitas kaum lelaki.
Salah satu cucu Mak Erot yang melanjutkan jasa pijat vitalitas itu, H. Rahmatullah, menyebut bahwa sang nenek kabarnya sudah berpraktek sejak jaman Jepang. Kepada Detikcom ia menceritakan bahwa kemampuan penyembuhan Mak Erot didapatkan setelah sang nenek bertirakat selama 3 bulan 10 hari.
"Lalu mendapat wangsit atau petunjuk dengan seloka: 'Bisa menghidupkan yang mati dan membesarkan yang kecil,'" kata Rahmatullah.
Awalnya, Mak Erot tidak mengerti apa arti seloka tersebut. Namun, suatu saat seorang prajurit Jepang datang kepadanya, mengeluhkan mengalami impotensi. Mak Erot, yang memang sering dipercaya orang sekampung untuk mendoakan kesembuhan anak-anak yang sakit, lantas mendoakan kesembuhan bagi si prajurit Jepang selain juga memberinya ramuan rebusan akar-akaran. Ternyata prajurit tersebut merasa puas, dan ia langsung menyebarkan berita itu ke orang-orang. Sejak itulah nama Mak Erot mulai dikenal sebagai pemulih vitalitas kaum pria.
Praktik pijat Mak Erot mengalami masa kejayaan di era 1980an. Di saat tersebut, tempat tinggal sang nenek di Kampung Cigadog, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Sukabumi Jawa Barat, dikunjungi ratusan pria tiap harinya. Mereka tidak hanya datang dari area sekitaran Pelabuhan Ratu. Warga dari luar Jawa Barat pun berniat datang ke kampung yang jalannya pun masih terbuat dari tanah lempung itu.
Di tahun 2003, klinik pijat Mak Erot mulai melebarkan sayap keluar daerah. Salah satu sasaran pasar mereka adalah warga Ibukota Jakarta. Seperti diliput oleh Harian Kompas, pada Januari 2003, Mak Erot telah praktik keliling di Jakarta. Sejak itu, nama praktik Mak Erot mulai ditiru. Misalnya, ada tempat pijat vitalitas dengan nama "Mak Irot" hingga "Mak Eroh". Bahkan beberapa tempat pijat ada yang membubuhi label "Asli" di belakang praktik pijat mereka, padahal mereka hanya mendompleng ketenaran sang legenda pijat vitalitas itu.
Salah satu kekhasan tempat pijat Mak Erot adalah proses pemijatan. Tidak seperti yang dibayangkan banyak orang, Mak Erot sendiri tidak memegang penis para pria secara langsung. Seperti diceritakan oleh Rahmatullah, sang nenek hanya mendoakan ramuan yang akan diberikan kepada para pengunjung. Pengurutan dilakukan oleh anak dan cucu laki-laki Mak Erot.
Para pengunjung akan dipijat, diberi minyak urut, hingga makan nasi lemang, yaitu semacam lemper yang dibuat dari ketan hitam dan putih. Mak Erot juga akan memberi ramuan rebusan akar-akaran berupa akar rumput teki, rumput pohon aren, rumput pohon pinang, akar serai, dan berbagai jenis akar lainnya. Pengunjung juga diminta untuk makan terong hutan, yaitu jenis terong yang berbentuk bulat seperti kelereng.
Menkes Terawan Soal Mak Erot
Pada tahun 2019, setelah popularitasnya tergerus oleh waktu, layanan pijat Mak Erot kembali mencuat setelah disinggung oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ia menyebut bahwa perjalanan wisata ke pusat industri kebugaran tradisional dan industri jamu tengah meningkat.
"Kita punya industri jamu yang hebat-hebat tapi nggak pernah kita munculkan. Contohnya, mau Tongkat Ali, purwaceng, mau Mak Erot, di situ kita kemas dengan baik. Wisatawan pasti datang," kata Menkes Terawan saat itu, Selasa (19/11/2019).
Belum diketahui kelanjutan wacana sang menteri. Indonesia keburu dirundung pandemi. Wacana itu sendiri menuai banyak sorotan, tak terkecuali dari sejumlah dokter yang mempertanyakan keamanan praktik pijat vitalitas Mak Erot.
Namun, anak dan cucu Mak Erot mengaku senang jika layanan pijat vitalitas khas sang legenda itu dijadikan salah satu tujuan wisata di Indonesia. Bagi mereka, selain akan menjadi pintu rejeki bagi keluarga, juga akan memperbaiki ekonomi kampung-kampung di dekat Cigadog.
Lagipula mungkin akan ada banyak pria yang terbuka wawasannya: ketika mereka merasa tidak puas dengan performa mereka di atas ranjang, mereka tahu di mana mereka bisa 'menggugat' kejantanannya tersebut.