ERA.id - Sesuai nama posisinya, management trainee memang dimaksudkan untuk mencari bakat-bakat baru yang akan ditempatkan dalam posisi manajerial. Posisi ini menjadi incaran para fresh graduate ataupun lulusan muda yang belum memiliki banyak pengalaman karena memiliki jenjang karir yang bagus.
Pernyataan ini juga didukung dengan riset yang dilakukan oleh MarkPlus Employer Branding Index, bahwa jenjang karier merupakan faktor penentu Gen Z dalam memilih kerja.
Agar sukses diterima sebagai management trainee, ternyata ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui, seperti dirangkum dari siaran resmi Ninja Xpress.
1. Tidak Harus Memiliki Latar Belakang dari Industri yang sama
Posisi management trainee di sektor logistik bukan berarti mencari kandidat yang hanya berasal dari latar belakang pendidikan transportasi dan logistik. Semua lulusan dari berbagai jurusan bisa mencoba melamar menjadi management trainee. Hal ini dikarenakan perusahaan memang mencari the future leader, tidak hanya spesifik pengetahuan atau keahlian di tingkat operasional.
2. Tidak Harus Memiliki Pengalaman
Perusahaan biasanya memang mencari para fresh graduate yang belum memiliki pengalaman bekerja ataupun hanya memiliki pengalaman maksimal dua (2) tahun. Fresh graduate dapat dikatakan masih seperti gelas kosong yang siap diisi dengan pelajaran dan ilmu pekerjaan. Dengan begitu, perusahaan dapat menciptakan pemimpin-pemimpin yang memang dilahirkan sejak awal dari dalam perusahaan.
3. Tidak Harus Berasal dari Lulusan Luar Negeri
Nah, yang satu ini sering menjadi perbincangan hangat dalam perekrutan posisi apapun. Sebenarnya, perusahaan memang mencari karakter berkualitas yang ingin mengembangkan dirinya, terlepas dari manapun lulusannya. Jadi, kamu yang lulusan universitas di dalam negeri jangan merasa minder karena kamu memiliki kesempatan yang sama dengan mereka yang lulus dari universitas luar negeri.
Salah satu lulusan management trainee Nadiyah Anna F, yang kini bekerja sebagai Head of Ops Planning and Growth Ninja Xpress mengatakan, ”Awalnya saya merasa insecure karena ketika awal perkenalan banyak yang berasal dari universitas luar negeri sementara saya cuma lulusan universitas dalam negeri. Tapi ternyata saya bisa lulus dan mengeksplor banyak hal karena mendapat mentor top yang bisa membentuk dan mengeluarkan potensi maksimal saya.”
4. Memiliki Sense of Self-Development
Menurut Employer Branding Ninja Xpress Karina Shannon, “Kami mencari kandidat yang memiliki sense self-development yang tinggi, yang memang mau mengembangkan dirinya, memiliki mindset yang luas karena mereka akan bertemu banyak orang dan stakeholder, dan yang paling penting adalah memiliki jiwa kepemimpinan. Sesuai dengan semangat program management trainee Ninja Xpress yaitu #PemimpinPerubahan, maka keahlian kepemimpinan mereka akan sangat dilatih di sini. Mereka harus berani memimpin banyak orang karena setidaknya setelah lulus mereka akan langsung menempati posisi dalam managerial level.”
5. Melalui seleksi yang ketat
Bicara soal pembinaan, mentor dalam program management trainee biasanya memang top level management yang sudah sangat berpengalaman sehingga kandidat dapat mempelajari strategi bisnis, tren industri, alur kerja, manajemen operasional, pemasaran, dan banyak lagi. Selain proses seleksi yang lebih panjang mulai dari CV dan video perkenalan, penulisan esai, dan tes psikologi, mereka juga diberikan business case yang harus diselesaikan.
Menurut data yang dimiliki Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), angka pengangguran tertinggi pada lulusan Perguruan Tinggi dan SMK atau biasa disebut fresh graduate sebesar 12,5 persen. Menteri Tenaga Kerja (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan, "tingginya angka pengangguran fresh graduate tersebut karena tidak adanya Link and Match secara umum."
Maria Octasya, CHRO Ninja Xpress mengatakan, “Prospek belajar secara keseluruhan bisnis logistik sangat terbuka lebar untuk kandidat yang nantinya terpilih. Mereka akan belajar secara komprehensif bidang operations selaku tulang punggungnya perusahaan logistik, eksplor bidang commercials agar dapat memetakan calon Shipper/customer yang cocok, dan lebih kenal tim di business partner supaya tahu cara bekerja yang saling melengkapi. Disamping itu semua, tentunya mereka akan dibekali juga dengan training dan assessment agar lebih mengenal kompetensi diri.”