Survei LSI: Jokowi-Ma'ruf Menang di Enam Kategori Pemilih Muslim

| 24 Aug 2018 17:24
Survei LSI: Jokowi-Ma'ruf Menang di Enam Kategori Pemilih Muslim
Konferensi pers LSI Denny JA. (Mery/era.id)
Jakarta, era.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengadakan survei dengan tema  'Pemilih Muslim vs Pemilih Muslim : Jokowi atau Prabowo?'. Survei ini dilakukan ke dalam enam kategori, yaitu asosiasi dengan organisasi masyarakat (Ormas) Islam, pandangan agama dan politik, tipe negara ideal, frekuensi praktik salat, frekuensi membaca Alquran, serta kategori tokoh panutan. Peneliti LSI Rully Akbar mengatakan, survei ini dilakukan untuk melihat segmen latar belakang dari para pemilih.

"Ini bukan artian head to head, tapi melihat segmen latar belakang mereka (pemilih)," kata Rully, di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (24/8/2018).

Asosiasi ormas Islam

Pada kategori pertama, asosiasi ormas Islam, sebanyak 41,3 persen mengakui berasosiasi dengan Nahdlatul Ulama, sementara yang mengaku berasosiasi dengan Muhammadiyah sebanyak 6,7 persen; yang berasoasi dengan Persaudaran Alumni 212 sebanyak 3,6 persen; kemudian sebanyak 1,4 persen dari ormas lainnya; adapun yang tidak merasa bagian dari ormas Islam manapun sebanyak 27,0 persen.

"Pasangan capres-cawapres yang menang telak akan menjadi Presiden Indonesia selanjutnya. Sejauh ini Jokowi-Ma'ruf unggul di pemilih Muslim, termasuk juga di semua kategorinya," sambungnya.

Rully mengatakan, kategori pertama yakni asosiasi dengan Ormas, pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih elektabilitas 54,7 persen dalam komunitas NU, sementara Prabowo-Sandiaga hanya 27 persen.  "Dari semua ormas, mayoritas di belakang Jokowi-Ma'ruf untuk konteks sekarang. Hanya PA 212 yang mendukung Prabowo-Sandiaga," kata dia.

Pandangan agama dan politik

Sementara, pada kategori pandangan agama dan politik, masyarakat yang berpandangan agama dan politik tak bisa dipisahkan terdiri dari 45,1 persen responden survei. Sedangkan, masyarakat yang berpandangan agama harus terpisah dengan politik hanya 39,2 persen; sementara 15,7 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

"Pasangan Jokowi-Ma'ruf meraih elektabilitas 54,3 persen dari masyarakat berpandangan agama dan politik tak bisa dipisahkan. Sementara pasangan Prabowo-Sandiaga hanya 32,4 persen," tuturnya.

Sedangkan, kata Rully, dalam segmen kalangan masyarakat yang berpandangan agama harus terpisah dari politik, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan presentasi 60,5 persen, berbanding 28,7 persen dengan Prabowo-Sandi.

Tipe ideal negara

Rully melanjutkan, pada kategori tipe ideal negara, sebesar 75,7 persen pemilih Muslim menghendaki Indonesia harus khas Pancasila. Pada kategori ini, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan angka 54,2 persen, sementara Prabowo-Sandiaga hanya 30,4 persen.

Begitu juga pada masyarakat yang menginginkan Indonesia menjadi seperti Timur Tengah, kata Rully, Jokowi-Ma'ruf meraih 43,5 persen elektabilitas; sedangkan Prabowo-Sandiaga meraih 38,8 persen.

Menurut Rully, keunggulan telak Jokowi-Ma'ruf berlanjut di kalangan masyarakat yang ingin Indonesia seperti negara barat yang memiliki survei sebesar 2,5 persen. Prabowo-Sandiaga hanya mampu meraih elektabilitas 16 persen, sementara pasangan Jokowi-Ma'ruf mampu meraih elektabilitas 48 persen.

Frekuensi praktik salat

Pada kategori keempat, berdasarkan frekuensi salat, sebesar 31,5 respoden menyatakan setidaknya sehari sekali menjalankan salat, sedangkan 27,8 persen menyatakan salat hanya di momen tertentu. Sisanya, sebesar 40,7 persen menyatakan tidak tahu dan tidak menjawab.

"Di segmen setidaknya salat sehari sekali, mayoritas mendukung Jokowi-Ma'ruf sebesar 57,9 persen, sedangkan yang mendukung Prabowo-Sandi sebesar 27,4 persen. Sementara, di segmen salat hanya di momen tertentu, Iebih banyak pendukung Prabowo-Sandi dengan angka 43,5 persen, sementara Jokowi-Ma‘ruf sebesar 41,2 persen," kata dia.

Frekuensi membaca Alquran

Kategori kelima, berdasarkan frekuensi membaca Alquran. Hasilnya, responden yang membaca Alquran setidaknya sebulan sekali di angka 30,8 persen, kemudian yang membaca Alquran pada momen tertentu atau kurang dari sebulan sekali di angka 29,2 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu atau tidak jawab sebesar 40 persen.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di kategori membaca Alquran setidaknya sebulan sekali dengan dukungan 61,0 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Sandi sebesar 30,1 persen. Untuk kategori, membaca Alquran hanya di momen tertentu, Prabowo-Sandi unggul dibandingkan dengan Jokowi-Ma‘ruf dengan angka 42,9 persen melawan 41,5 persen.

Tokoh panutan

Selain itu, kata Rully, Jokowi-Ma'ruf juga berhasil unggul di lima ulama, di antaranya ustaz Yusuf Mansur, kiai Ma'ruf, kiai Said Aqil Siradj, Din Syamsuddin, dan Tuan Guru Bajang. Sementara, pasangan Prabowo-Sandi hanya memeroleh mayoritas dukungan dari ustaz Abdul Somad, habib Rizieq Shihab, dan Amien Rais.

"Pendukung ustaz Abdul Somad ke Prabowo karena sempat digadang-gadang akan jadi cawapresnya," ucapnya.

Menurut Rully, dari enam kategori, mayoritas mendukung Jokowi. Katanya, salah satu alasan pemilih Muslim mendukung Jokowi adalah sosok pendampingnya yakni kiai Ma'rut.

"Ada keterwakilan umat dengan terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai cawapres," terang Rully.

Untuk diketahui, survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen yang dilaksanakan kepada 1.200 respoden mulai 12-19 Agustus 2018 di 33 Provinsi di Indonesia . 

Tags :
Rekomendasi