Tiga Bulan Kampanye, Dua Paslon Masih Minim Bicara Program

| 15 Dec 2018 15:15
Tiga Bulan Kampanye, Dua Paslon Masih Minim Bicara Program
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini, menilai dua paslon presiden dan wakil presiden Indonesia masih minim membahas soal program kerja maupun gagasan untuk kemajuan Indonesia. 

Menurut Titi, saat ini capres cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno justru banyak menggunakan gimmick dalam kampanye mereka.

"Kedua calon ini fokus kampanye, tetapi berbicara program masih sangat minim. Setting-an itu lebih mengemuka," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (15/12/2018).

Padahal, berdasarkan analisa dan riset yang dilakukan timnya, Titi bilang kalau masyarakat dewasa ingin agar masing-masing kandidat beradu gagasan dan program bukan malah saling beradu gimmick kampanye. "Padahal masyarakat ingin mendengar program dan gagasan masing-masing paslon," ungkapnya.

Diskusi Polemik. (Wardhany/era.id)

Karena banyaknya gimmick dalam kampanye, Titi bahkan menyebut antusiasme masyarakat dalam pemilu khususnya pilpres menurun. Sebab, masyarakat jenuh dengan sikap para elite politik yang kadang tak rasionalitas dan argumentasi para elite yang kadang membuat masyarakat cenderung apatis.

"Paling terdampak adalah masyarakat lelah. Ini harusnya koreksi dan refleksi kedua Paslon. Jangan sampai masyarakat kejenuhan dan kelelahan dari diskursus harapan masyarakat," jelasnya.

Dalam diskusi itu, pakar komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, juga bilang empat bulan masa kampanye yang tersisa harusnya bisa dijadikan momentum bagi pasangan capres cawapres serta tim suksesnya untuk menyajikan program dan gagasan unggulan.

"Empat bulan masih memadai dan memastikan medium kampanye termasuk metodenya dioptimalisasi serta meminimalisir agresifitas verbal lalu beralih ke program," ujar Gun Gun.

Saling serang Kubu Jokowi dan Kubu Prabowo

Menanggapi hal itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga, Ferry Juliantono, justru mengelak jika kampanye yang dilakukan pihaknya masih merupakan kampanye gimmick. Sebab, kata Ferry justru media yang tidak memberi ruang bagi timnya untuk bicara soal program.

"Kita dari kubu BPN Prabowo-Sandiaga seringkali menyampaikan ke media kalau kita rindu untuk diundang dalam tema-tema yang mengedepankan soal berkaitan dengan visi misi, program, nomenklatur, atau fokus kegiatan. Tapi ya sampai sekarang, jarang. Hampir bisa dihitung jari," kata Ferry.

Politisi Gerindra itu, juga mengaku heran kenapa media lebih suka memberitakan kampanye gimmick dibandingkan visi misi paslon yang didukungnya. Sehingga ia menyebut pemberitaan media saat ini tidak berimbang.

"Kami menganggap media tersebut pada akhirnya kurang proporsional buat kami. Padahal kami sudah menyampaikan keberatan. Ingin supaya proporsinya juga adil. Tapi ya tetap," jelasnya.

Ilustrasi (era.id)

Jika kubu Prabowo-Sandiaga Uno menyalahkan media yang hanya memuat gimmick kampanye, justru menurut Direktur Kampanye TKN Jokowi-Ma'ruf, Benny Rhamdani, menyinggung para pendukung Prabowo-Sandi yang lebih gemar mengeksplorasi hal-hal kejelekan dan keburukan dari Presiden Jokowi.

Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan adanya kampanye gimmick daripada kampanye program di Pilpres 2019 ini.

"Pilpres 2019 ini diikuti oleh berapa calon presiden? Dua. Tapi kami lihat di ruang publik hari ini para pendukung pak Jokowi yang dilakukan adalah mengkampanyekan mengekplore apapun yang terkait prestasi Jokowi. Tapi, kelompok Prabowo tidak berbicara tentang prestasi dari Prabowo sendiri," jelas Benny.

Padahal dalam masa kampanye ini, kubu paslon nomot urut 01 sudah berusaha agar pesta demokrasi ini berjalan dengan penuh kegembiraan dan dapat memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat Indonesia.

"Tidak boleh ada nyinyir, tidak boleh ada dendam, tidak boleh ada kebohongan, tidak boleh ada hoaks tidak boleh ada upaya untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain. Biarlah menjadi pesta kegembiraan," ujarnya.

Politisi Hanura ini bahkan menyinggung agar pendukung paslon 02 Prabowo-Sandiaga juga ikut mengkampanyekan hasil kerja paslonnya atau kontribusi calon yang diusungnya dalam membangun negara.

"Harusnya ketika kami memberitakan terkait prestasi dan keberhasilan Pak Jokowi, lebih elegan juga kalau pendukung Prabowo kemudian mengampanyekan terkait prestasi Pak Prabowo, kalau ada prestasinya," tutupnya.

Rekomendasi