“Terbuka, terbuka sekali. Mereka juga disarankan kembali, silakan datang, Hanura ini rumah kita bersama, tidak ada kelompok sebetulnya, yang bikin kelompok ini bisa saja orang luar partai yang hanya mau merusak,” ujar Andre, kepada era.id, di Jakarta, Kamis (18/1/2018)
Andre menyarankan pengurus Hanura kubu Sarifuddin Sudding sebaiknya mendengarkan penjelasan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang dan Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto untuk menyelesaikan persoalan internal dengan cara santun tanpa kegaduhan. Selain itu, dia menyatakan tidak ada lagi dualisme kepengurusan Hanura karena Menteri Hukum dan HAM sudah memberikan SK kepengurusan sah pada Oesman Sapta.
“Tetapi kalau mereka lakukan langkah-langkah mau munaslub, saya tidak tahu lagi ketua umum punya sikap,” tuturnya.
Oesman menyampaikan telah menerima SK Menkumham tentang restrukturisasi, reposisi, dan revitalisasi pengurus DPP Partai Hanura masa bakti 2015-2020 bernomor M.HH-01.AH.11.01 tahun 2018. Sementara pengurus Hanur kubu Sudding berencana menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) di markas Hanura, Jakarta Timur, pada hari ini.
Dalam munaslub tersebut akan dibahas keputusan rapat pleno yang di antaranya adalah pemecatan Oesman sebagai Ketua Umum Hanura. Oesman dipecat karena dugaan melakukan mahar politik dan menerbitkan surat dukungan ganda untuk Pilkada 2018.
Kedua kubu yang berkonflik saling mengadu pada Wiranto. Kemudian Wiranto menyatakan masalah di internal Hanura akan selesai dalam hitungan hari dan solusinya harus merujuk pada AD/ART partai.
(Infografis: Retno Ayuningtyas/era.id)