Dijegal Sengketa Lahan, Jakpro Tetap Fokus Bangun Stadion BMW

Direktur Proyek Jakarta International Stadium Iwan Takwin menyatakan, proses lelang pembangunan stadion bertaraf internasional ini dimenangkan 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN), setelah melalui proses evaluasi teknis dan harga.

"Proses lelang desain sudah dilakukan dan sudah menetapkan pemenang. Pemenangnya telah ditentukan yaitu Wika Gedung, Jaya Konstruksi dan PT PP," kata Iwan saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2019).

Dalam proyek pembangunan, JakPro berwenang soal spesifikasi, kualifikasi personelnya, dan lini waktu pengerjaannya. Kemudian, ketiga kontraktor inilah yang melakukan konstruksi di lapangan. 

Iwan menjelaskan, stadion ini akan menampung 82.000 penonton, dengan pembagian kursi penonton yang terdiri dari VVIP, VIP, Corporate box, dan tribun utama. Sementara luasnya mencapai 300 ribu meter persegi dengan tinggi bangunan mencapai 70 meter. 

Direktur Proyek Jakarta International Stadium Iwan Takwin saat jumpa pers. (Diah/era.id)

Tak hanya stadion, Iwan bilang konsep yang diigadang ini merupakan multi-event, yang artinya dapat dipergunakan selain kegiatan olah raga. 

"Konsep kita desain dari awal adalah Multi perpose event, bahkan aktifitas lainnya ada. Mulai dari pembibitan, training sepak bola khususnya, kegiatan publik lainnya, sosialisasi, hiburan, atraksi dan rekreasi," jelasnya. 

Kukuh lanjutkan pembangunan meski lahan bermasalah

Meski pembangunan dilanjutkan, ternyata ada kasus hukum yakni sengketa dari sebagian lahan Stadion BMW antara Pemprov DKI dan PT Buana Permata Hijau (BPH). 

Sebelumnya, PT BPH memenangkan gugatan atas tanah seluas 69.472 m2 dari 221.000 m2 total lahan pembangunan di Kelurahan Papanggo, lewat Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. 

Dalam amar putusannya, Majelis Hakim membatalkan Sertifikat Hak Pakai yang diterbitkan BPN Jakarta Utara Nomor 314 dan 315 atas nama Pemerintah RI dan Pemprov DKI Jakarta yang diterbitkan pada pada 18 Agustus 2017 silam.

Menghadapi ini, Pemprov tak gentar. Karena putusan belum inkrah, Gubernur DKI Jakarta Anies merasa masih ada jalan. Pemprov telah resmi mengajukan memori banding ke PT TUN pada Senin (15/7).

Kemudian, Anies juga telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penugasan Kepada PT Jakpro dalam Pengembangan Kawasan Olahraga Terpadu. Atas Pergub inilah, JakPro mengklaim pembangunan tetap bisa dilanjutkan. 

Terlebih, mereka memiliki target bahwa akhir tahun 2021 Jakarta International Stadium sudah harus rampung. 

"Kalau dari kami Jakpro kan jelas perintah pekerjaannya berdasarkan pergub DKI dan gubernur langsung. Nah dengan gubernur memerintahkan tetap jalan, ya kami tetap melakukan proses, bahkan kita sampai saat ini terus melakukan akselerasi percepatan," jelas Iwan. 

Pemprov DKI dinilai tak taat hukum

Menanggapi kelanjutan pembangunan di lahan Stadion BMW, PT Buana Permata Hijau menilai Pemprov DKI seakan tak memedulikan putusan pengadilan dan tak sabar menunggu hasil pengajuan banding. 

"Yang kita tangkap, Pemda ini membenarkan sesuatu yang salah, memaksakan sesuatu yang salah. Ini tidak kita harapkan. Mari kita perbaiki kembali proses pembebasan tanah yang dilakukan secara melawan hukum tersebut dengan cara-cara yang sesuai dengan aturan yang berlaku saat ini," tutur kuasa hukum PT Buana Permata Hijau, Damianus Renjaan, saat dikonfirmasi. 

Saat ini, PT BPH turut mengajukan kontra memori banding sebagai tandingan banding yang sebelumnya teaklh diajukan Pemprov DKI.

Melihat proses hukum yang sampai saat ini masih berjalan, Damianus berharap Anies membatalkan Pergub yang dijadikan sebagai dasar perintah pembangunan kepada JakPro.

"Harapan kita, ke depannya pergub itu bisa dibatalkan, sehingga proses pembangunan harus dihentikan. Mengingat, pergub itu diterbitkan ketika status lahan sedang sengketa," pungkasnya.