ERA.id - Kekerasan demi kekerasan terjadi di jalanan Kota Makassar, Sulsel. Kemarin ada begal dan penembakan, jurnalis ERA pun sempat dirampok di jalanan Antang, sore hari.
Kini giliran pengantar jenazah yang ambil bagian untuk merusak citra kota. Senin (18/4/2022) siang kemarin, para pengantar jenazah mengeroyok sopir mobil pick up.
Diduga, sopir mobil tersebut menghalangi gerakan mobil jenazah yang ingin cepat sampai di tujuan, agar lekas mengubur mayat yang dibawanya.
Kejadian terjadi di depan kampus Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKIP), Jl Perintis Kemerdekaan Km. 13 Daya, Kapasa.
Dalam video yang dilihat ERA di akun Twitter @aldhofebrian88, aksi itu banyak dikomentari.
"Entah apa alasannya. Kembali berulah lagi pengiring jenazah. Singel ko bde tawwa jgnko main borong2i. Lokasi. Depan UKIP," tulis @aldhofebrian88.
Terlihat dalam video, pengantar jenazah mendatangi sopir mobil bak terbuka itu, memaksanya keluar, dan memukulinya.
Sementara rekan sopir keluar dari arah pintu kiri, langsung dihampiri pengantar jenazah lainnya. Terlihat ada yang membawa kayu dan helm. Mereka mengejar rekan sopir yang kabur.
Menanggapi hal ini, netizen mengecam tindakan para pengantar jenazah. Salah satu netizen mengatakan jika perilaku tersebut sangat 'terbelakang' dari era modern saat ini.
"Manusia primitif," tulis @ibnuisme_.
Ada juga yang menanyakan kepada akun Twitter Polrestabes Makassar dan Dishub Makassar. Pemilik akun @AndraBone menginginkan agar kejadian-kejadian kriminal yang marak terjadi di Makassar ini, sedikit demi sedikit hilang.
"@PolrestabesMKS @DishubMks nga bisa menghilangkan budaya memalukan seperti ini?" katanya.
Beda lagi dengan @KusumaKhresna yang sangat heran dengan pengantaran jenazah yang sangat terburu-buru mengantar mayat.
"Nganter mayat aja kaya yang emergency banget.. rada heran gw.. kotoran2 ini braninya kalo rame..," cetusnya.
Aksi brutal pengantar jenazah ini bukan baru terjadi. Pada Desember 2021 silam, seorang dosen di kampus swasta di Makassar, dikeroyok beberapa pengendara sepeda motor yang mengantar jenazah.
Saat itu, dosen tersebut sedang mengendarai mobil. Tak lama, ia berpapasan dengan para rombongan pengantar jenazah di Jalan Sunu, Kecamatan Tallo. Merasa dihalangi, pengantar jenazah langsung memukuli si dosen sampai pelipisnya berdarah.