ERA.id - Belum banyak orang mengenal fetus in fetu (FIF). Ini merupakan kelainan langka dengan kondisi janin tumbuh di dalam tubuh kembarannya. Terkadang kelainan ini juga disebut sebagai kembar parasit.
Kasus FIF biasanya terdeteksi sejak dini pada bayi berjenis kelamin laki-laki. Untuk lebih memahami jenis kelainan ini, simak penjelasan berikut.
Mengenal Fetus in Fetu atau Kembar Parasit
Dikutip dari AICare, fetus in fetu atau kembar parasit termsauk kelainan yang langka, tapi kasus ini dilaporkan pernah terjadi kurang dari 200 kasus. Kembaran parasit mengalami perkembangan yang abnormal di dalam tubuh kembaran inangnya
Istilah fetus in fetu dideskripsikan pertama kali oleh ahli anatomi asal Jerman, Johann Friedrich Meckel, pada akhir abad ke-18. Kasus ini dianggap sebagai hasil pembagian massa sel bagian dalam totipoten yang tidak merata. Ketidakseimbangan pembagian diperkirakan terjadi saat proses pembentukan blastokista yang juga bisa memicu terjadinya kembar siam.
Janin yang tumbuh di dalam janin lain dikelilingi selaput mirip kantung ketuban, tapi disuplai oleh satu wadah makanan. Biasanya plasenta sejati tidak ada pada janin parasit yang tumbuh.
Janin atau kembaran parasit pernah dianggap teratoma yang berkembang, sebelum akhirnya ditemukan istilah FIF. Teratoma merupakan tumor berupa jaringan asing di tubuh mencakup rambut, gigi, tulang, dan jaringan organ. Ini adalah jenis tumor otak yang umum ditemukan pada bayi, dan punya potensi bersifat ganas.
Lokasi Pertumbuhan Fetus in Fetu dan Cara Pendeteksian
Beberapa kasus menunjukkan bahwa janin parasit ditemukan di beberapa daerah di tubuh janinlainnya, yaitu kepala atau tengkorak, rongga paru, skrotum, mulut, dan rongga perut.
Untuk mendiagnosis FIF, perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan, yaitu radiografi perut, CT Scan, dan USG. Hal ini dilakukan untuk menemukan di mana lokasi janin parasit tumbuh. Diagnosis FIF butuh penemuan tubuh janin, termasuk tulang belakang, tunas tungkai, dan jaringan organ.
Anak yang mengalami FIF biasanya harus menjalani prosedur pembedahan sebab kembaran parasit berisiko terus membesar. Massa yang terus bertambah bisa memicu perdarahan, meningkatkan tekanan diafragma (jika lokasinya di rongga perut), meningkatkan tekanan otak (jika lokasinya di rongga tengkorak), menyebabkan masalah pernapasan, dan berpotensi menyebabkan anak mati lemas.
Anak dengan kembaran parasit yang tumbuh berisiko mengalami kesulitan makan, muntah, kuning, atau retensi urine. Jika bayi mengalami gangguan mencurigakan dan tidak kunjung membaik sebaiknya segera diperiksakan ke dokter.
Itulah berbagai informasi untuk lebih mengenal fetus in fetu. Ikuti terus berita terbaru Era.id untuk mendapatkan info menarik lainnya.