Berbagai Ciri Tubuh Sedang Detoksifikasi dan Cara Menyikapinya

| 18 Nov 2023 18:00
Berbagai Ciri Tubuh Sedang Detoksifikasi dan Cara Menyikapinya
Ilustrasi detoksifikasi (pexels)

ERA.id - Detoksifikasi adalah penawaran atau penetralan toksin atau racun di dalam tubuh. Ini merupakan proses pengeluaran racun dari tubuh secara alami yang bisa meningkatkan kualitas hidup tanpa obat kimiawi. Lalu, apa ciri tubuh sedang detoksifikasi?

Secara normal, tubuh bisa mengeluarkan racun secara alami dan aman selama organ-organ detoksifikasi berfungsi optimal dan tubuh mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari detoksifikasi, seperti ketahanan terhadap infeksi dan reaksi alergi, cegah peradangan, pikiran jadi jernih, mental semakin kuat, berat badan terjaga, energi meningkatkan, kesehatan rambut dan kulit terjaga, serta peningkatan kualitas tidur.

Ciri Tubuh Sedang Detoksifikasi

Andang W. Gunawan, konsultan kesehatan, menjelaskan bahwa masing-masing metode detoksifikasi memicu reaksi yang mirip gejala penyakit, bahkan kadang mirip sakau. Reaksi-reaksi ini biasanya muncul sejak hari pertama hingga hari ketiga program detoksifikasi.

"Di hari pertama sampai ke tiga, tubuh akan lakukan penyesuaian. Ada reaksi yang mirip gejala penyakit. Terkadang mirip dengan yang dinamakan sakau," terang Andang, dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan, orang yang sedang menjalani detoksifikasi bisa sakit kepala, menggigil, pilek, dan mudah marah serta sedih pada hari yang sama.

Ilustrasi sakit kepala karena detoksifikasi (pexels)

"Bisa menggigil, sakit kepala, mudah marah dan sedih, pilek. Itu kondisi yang muncul biasanya tergantung dari pola makan sebelumnya," terang Andang.

Ada beberapa reaksi lain yang mungkin terjadi dan bisa berbeda antara satu orang dengan yang lain. Beberapa gejala itu adalah urine tampak lebih keruh dan berbau menyengat. Andang mengatakan, orang-orang yang banyak mengonsumsi obat farmasi sepanjang hidupnya akan memiliki urine yang berbau. Bau tersebut juga bisa keluar bersama tinja.

Reaksi lain yang bisa terjadi adalah kerap kentut atau buang angin dengan baru yang sangat tajam, ingin makan makanan meski tubuh tidak lapar, dan mengeluarkan tinja yang disertai lendir cukup pekat. Biasanya, tinja tersebut berwarna kehijauan hingga kehitaman.

Pada tahap ini, lanjut Andang, tubuh sedang menurunkan laju metabolisme basal dan tekanan darah demi menghemat energi. Kadar gula darah juga akan mengalami penurunan sebab asupan kalori berkurang.

Setelah masuk hari keempat hingga ketujuh, tubuh cenderung sudah menyesuaikan diri. Energi akan terasa meningkat dan pikiran jadi jernih. Napas juga mulai terasa segar dan permukaan lidah menjadi bersih dari lapisan putih.

Sebelum manfaat-manfaat ini didapatkan, seperti telah disampaikan, seseorang akan mengalami reaksi-reaksi yang tidak nyaman. Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut?

Dalam buku berjudul "Diet Detoks: Cara Ampuh Menguras Racun Tubuh", Andang menjabarkan beberapa tindakan yang bisa dilakukan saat seseorang mengalami reaksi detoksifikasi. mengungkapkan sejumlah langkah yang bisa dilakukan.

  • Istirahat di tempat sejuk dengan sirkulasi udara yang baik
  • Tidak berpanas-panas di terik Matahari
  • Tidak melakukan aktivitas yang menghabiskan energi
  • Lebih sering minum, tapi hanya air putih dan jus buah segar.

Terkait intensitas, Andang mengatakan bahwa waktu ideal menjalani program detoksifikasi adalah tujuh hingga 40 hari. Hal tersebut tergantung kondisi tubuh.

"Bisa dilakukan dua bulan sekali. Tapi lebih sering lebih bagus," jelasnya.

Itulah berbagai informasi terkait ciri tubuh sedang detoksifikasi. Untuk mendapatkan info menarik lainnya, ikuti terus Era.id.

Rekomendasi