ERA.id - Tren mengonsumsi nasi beku semakin populer, terutama di kalangan mereka yang ingin menjaga kadar gula darah. Lantas apakah benar kadar gula nasi beku.
Nasi beku diklaim memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibandingkan nasi yang baru dimasak. Namun, benarkah klaim tersebut? Mari kita cari tahu fakta di balik fenomena tersebut.
Beras Memiliki Indeks Glikemik Tinggi
Beras merupakan makanan pokok utama bagi hampir setengah populasi dunia di Asia, Amerika Latin, dan Karibia, serta semakin meningkat di Afrika baru-baru ini.
Menurut laporan Outlook Pertanian OECD-FAO, konsumsi beras dunia untuk pangan diperkirakan akan meningkat (seiring dengan pertumbuhan populasi) dari sekitar 420 juta ton pada tahun 2019 atau menjadi lebih dari 470 juta ton pada tahun 2030.
Beras mengandung sekitar 80% pati dan umumnya dianggap sebagai makanan dengan indeks glikemik (GI) yang tinggi.
Baca juga artikel yang membahas Tips Makan Nasi untuk Penderita Diabetes
GI sendiri adalah ukuran penyerapan glukosa setelah pencernaan (atau glukosa postprandial), yang mengakibatkan lonjakan tiba-tiba dalam kadar glukosa darah.
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa beras putih setelah dimasak dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa postprandial yang tinggi, karena dicerna dengan cepat.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi beras dapat meningkatkan risiko hiperglikemia dan diabetes dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, penting untuk meneliti cara memperlambat laju pencernaan pati dalam beras yang dimasak.
Berapa Kadar Gula Nasi Beku?
Dalam sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Foods, perkiraan GI dasar dari beras yang baru dimasak adalah 91,08.
Kemudian setelah didinginkan pada suhu 4°C atau disimpan beku pada suhu −20°C, −40°C, dan −80°C, nilai GI yang diperkirakan tetap di atas 84 untuk semua waktu dan suhu penyimpanan.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa setelah penyimpanan, daya cerna beras yang dimasak menurun, yaitu kandungan pati yang cepat dicerna dan perkiraan indeks glikemik (GI) menurun, sedangkan kandungan pati yang dicerna secara lambat dan pati resisten meningkat.
Penelitian lain menunjukkan bahwa pendinginan beras yang telah dimasak pada suhu 4°C selama 24 jam menyebabkan penurunan daya cerna dan perkiraan GI baik pada beras merah maupun beras giling.
Dalam sebuah penelitian tentang beras instan, ketika beras tersebut dimasak dan dibekukan pada suhu −20°C atau didinginkan hingga 4°C selama 24 jam, akhirnya dikeringkan untuk membuat beras instan.
GI dari beras yang dibekukan sebelum dikeringkan ditemukan lebih rendah. Para penulis juga menyarankan bahwa pembekuan beras dapat menjadi pra perlakuan yang bermanfaat dalam produksi beras instan.
Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Sivakamasundari, selama pendinginan beras yang telah dimasak, struktur amorf pati akan berubah menjadi bentuk kristal yang dapat menahan pencernaan enzimatik di usus halus hingga tiga jam.
Secara keseluruhan, pendinginan tampaknya menjadi intervensi yang sederhana dan efektif untuk mengurangi GI pada beras. Selain itu, Sivakamasundari juga merekomendasikan agar beras yang sudah dimasak disimpan pada suhu rendah semalaman untuk pasien diabetes.
Selain kadar gula nasi beku, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…