Jangan Sampai Kena Covid-19 Varian Omicron, Hindari 7 Makanan Ini Karena Bisa Menurunkan Imunitas

| 09 Feb 2022 08:03
Jangan Sampai Kena Covid-19 Varian Omicron, Hindari 7 Makanan Ini Karena Bisa Menurunkan Imunitas
Makanan cepat saji (Foto: Pexels/Engin Akyurt)

ERA.id - Perkembangan kasus varian Covid-19 Omicron di Indonesia terus melonjak. Kasus varian Omicron ini semakin meningkat dan harus diwaspadai karena digadang-gadang penyebab gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Jangan sampai imunitas kamu turun, karena memudahkanmu terkena Covid-19 Omicron.

Selain kebiasaan, rupanya makanan bisa menyebabkan daya tahan tubuh jadi menurun. Beberapa makanan ini dipercaya bisa menurunkan imun tubuh. Berikut 7 makanan yang bisa menurunkan imunitas tubuh, seperti dilansir dari Healthline.

1. Gula Berlebihan

Gula (Foto: Pexels/Meruyert Gonullu)
Gula (Foto: Pexels/Meruyert Gonullu)

Penelitian telah mengaitkan kadar gula darah tinggi dengan gangguan respons imun. Makanan yang secara signifikan meningkatkan gula darah, seperti yang tinggi gula tambahan, meningkatkan produksi protein inflamasi seperti tumor necrosis alpha (TNF-α), C-reactive protein (CRP), dan interleukin-6 (IL-6), semuanya yang secara negatif mempengaruhi fungsi kekebalan.

Terlebih lagi, kadar gula darah yang tinggi menghambat respons neutrofil dan fagosit, dua jenis sel kekebalan yang membantu melindungi dari infeksi. Selain itu, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak fungsi penghalang usus dan mendorong ketidakseimbangan bakteri usus, yang dapat mengubah respons kekebalan. Membatasi asupan makanan dan minuman manis dapat meningkatkan pengelolaan gula darah dan respons imun lebih baik.

2. Makanan asin

Makanan asin seperti keripik, frozen food, dan makanan cepat saji bisa mengganggu respons kekebalan tubuh, dan memicu peradangan jaringan dan meningkatkan risiko penyakit autoimun. Selain itu, makan terlalu banyak garam terbukti memperburuk penyakit autoimun yang sudah ada seperti kolitis ulserativa, penyakit Crohn, rheumatoid arthritis, dan lupus.

3. Makanan tinggi lemak omega-6

Salmon (Foto: Pexels/Valeria Boltneva)
Salmon (Foto: Pexels/Valeria Boltneva)

Tubuh membutuhkan lemak omega-6 dan omega-3 agar berfungsi. Beberapa makanan cenderung tinggi lemak omega-6 dan rendah omega-3. Ketidakseimbangan ini telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit dan kemungkinan disfungsi kekebalan.

Namun, hubungan antara lemak omega-6 dan respon imun rumit, dan dibutuhkan lebih banyak penelitian manusia. Terlepas dari itu, para peneliti merekomendasikan agar menjaga keseimbangan lemak omega-6 hingga omega-3 yang sehat, yang dianggap sekitar 1: 1 hingga 4: 1, untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Artinya, sangat dianjurkan makan lebih banyak makanan yang tinggi omega-3, seperti salmon, mackerel, sarden, kenari, dan biji chia, serta lebih sedikit makanan yang tinggi omega-6, seperti minyak kanola bunga matahari, minyak jagung, dan minyak kedelai.

4. Gorengan

Makanan yang digoreng tinggi dalam kelompok molekul yang disebut produk akhir glikasi lanjutan (AGEs). AEG terbentuk saat gula bereaksi dengan protein atau lemak selama pemasakan suhu tinggi, seperti saat menggoreng.

Jika kadarnya menjadi terlalu tinggi dalam tubuh, AGEs dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan sel. AGEs dianggap melemahkan sistem kekebalan dengan beberapa cara, termasuk dengan meningkatkan peradangan, mengganggu mekanisme antioksidan tubuh, menyebabkan disfungsi sel, dan berdampak negatif pada bakteri usus.

5. Daging Olahan dan Makanan Gosong

Seperti makanan yang digoreng, daging olahan dan hangus mengandung AGE yang tinggi. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang menganalisis kandungan AGE dari 549 makanan menemukan bahwa bacon goreng, hot dog panggang, kulit paha ayam panggang, dan steak panggang memiliki kandungan AGE tertinggi.

Selain itu, asupan tinggi daging olahan dan daging gosong telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk kanker usus besar.

6. Makanan cepat saji

Makanan cepat saji (Foto: Pexels/Engin Akyurt)
Makanan cepat saji (Foto: Pexels/Engin Akyurt)

Makanan cepat saji telah dikaitkan dengan banyak hasil kesehatan yang negatif. Makan terlalu sering juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Makanan cepat saji juga dapat mengandung bahan kimia bis (2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) dan diisononyl phthalate (DiNP), yang merupakan dua jenis ftalat. Phthalates dapat larut ke dalam makanan cepat saji, misalnya, melalui kemasan atau sarung tangan plastik yang dikenakan selama persiapan makanan.

7. Makanan berlemak tinggi

Asupan lemak jenuh yang tinggi dapat menyebabkan peradangan, sehingga menghambat fungsi kekebalan, kerentanan terhadap infeksi dengan menekan sistem kekebalan dan fungsi sel darah putih, perubahan bakteri usus dan merusak lapisan usus, berpotensi meningkatkan infeksi dan risiko penyakit.

Para peneliti masih menyelidiki bagaimana asam lemak yang berbeda mempengaruhi sistem kekebalan, dan dibutuhkan lebih banyak penelitian pada manusia. Konon, makan makanan seimbang tinggi serat dan sumber lemak sehat kemungkinan merupakan cara yang baik untuk mendukung kesehatan kekebalan.

Kami juga pernah menulis soal Hemat Sampai Bertahun-tahun, Inilah 5 Makanan yang Tak Memiliki Masa Kedaluwarsa Kamu bisa baca di sini

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!

Rekomendasi