Dituduh Jadi Penghasut Aksi Mogok Massal, Polisi Gerebek Kantor Pimpinan Ikatan Dokter Korea Selatan

| 01 Mar 2024 14:00
Dituduh Jadi Penghasut Aksi Mogok Massal, Polisi Gerebek Kantor Pimpinan Ikatan Dokter Korea Selatan
Polisi gerebek kantor pimpinan ikatan dokter Korea Selatan (Dok: Freepik/snowing)

ERA.id - Penyelidik dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul menggerebek beberapa kantor Asosiasi Medis Korea (KMA) yang dituduh melanggar undang-undang kedokteran. Penggerebekan ini dilakukan menyusul tuduhan penghasutan yang dilakukan para jajaran pemimpin atas pemogokan ribuan dokter di Korea Selatan.

Menurut laporan Kyodo News, penyelidik melakukan penggeledahan beberapa kantor, termasuk kantor komite darurat KMA dan Asosiasi Medis Seoul untuk mengamankan sejumlah barang bukti. Dari penggerebekan itu, telepon seluler dan komputer para pimpinan asosiasi diamankan sebagai barang bukti.

Tindakan investigasi ini menjadi yang pertama kali dilakukan kepolisian sejak ribuan dokter magang dan dokter residen mengundurkan diri dari pekerjaannya pada 20 Februari lalu. Penggerebekan juga terjadi sehari setelah batas waktu yang ditetapkan pemerintah bagi para dokter peserta pelatihan untuk kembali bekerja.

Kementerian Kesehatan sebelumnya mengajukan pengaduan ke polisi terhadap ketua komite darurat KMA Kim Taek-woo, dua anggota pimpinan KMA, mantan ketua KMA, dan Lim Hyeon-taek yang merupakan ketua Perkumpulan Pediatri Korea.

Kementerian menuduh mereka menghasut pengunduran diri massal para dokter peserta pelatihan dengan menyatakan dukungan dan memberikan bantuan hukum dalam tindakan hukum pertama yang diambil pemerintah sehubungan dengan pemogokan tersebut.

Penyelidikan ini dilakukan ketika ribuan dokter magang dan dokter residen berhenti dari pekerjaan mereka di rumah sakit umum di seluruh negeri sejak Selasa pekan lalu. Aksi ini sebagai protes rencana pemerintah untuk menaikkan kuota penerimaan sekolah kedokteran sebanyak 2.000 kursi pada tahun depan.

Pemerintah sebelumnya juga sudah memberi batas waktu untuk para dokter agar kembali bekerja pada Kamis (29/2/2024). Bahkan instruksi itu disertai dengan ancaman penangguhan izin medis mereka bila tidak kembali bekerja.

Namun, dari 9.076 dokter yang melakukan protes, hanya 294 yang kembali bekerja dan tampaknya tidak ada tanda-tanda para dokter dalam pelatihan akan mengakhiri pemogokan tersebut.

Polisi juga sebelumnya juga telah memberi peringatan kepada mereka yang dituduh sehubungan dengan pemogokan tersebut akan ditangkap jika mereka menentang pemeriksaan polisi tanpa alasan yang sah.

Rekomendasi