ERA.id - Ruang redaksi media-media Amerika Serikat dikabarkan tengah bersiap menghadapi malam pemilihan umum yang kisruh pada Selasa (3/11/2020), menyusul munculnya laporan bahwa Donald Trump berencana mengumumkan 'kemenangan' sebelum hasil pilpres AS 2020 diumumkan secara resmi.
Laporan tersebut mengindikasikan bahwa Donald Trump akan membuat deklarasi secara prematur pada Selasa malam, atau Rabu pagi WIB, sementara masih ada banyak surat suara yang belum dihitung. Hal ini pun bakal menjadi dilema bagi sejumlah media, terutama kanal-kanal TV, yang harus memilih bagaimana baiknya memberitakan atau menyiarkan peristiwa misinformatif tersebut.
Seperti disampaikan oleh Jake Tapper, kepala koresponden CNN untuk area Washington, segala bentuk klaim kemenangan yang prematur "tak ada artinya secara elektoral." Ia menganggap peristiwa itu seperti seorang pelatih sepak bola yang mengaku memenangkan pertandingan di ujung babak pertama.
"Bukan begitu caranya, dan keputusannya bukan ada pada dia (Trump)," kata Tapper melalui cuitan di Twitter.
Vivian Schiller, mantan presiden dan CEO National Public Radio, mengatakan bahwa perusahaan media manapun tak boleh bengong ketika menghadapi situasi semacam itu.
Ia pun menggarisbawahi bahwa judul yang tampak berhati-hati seperti "Trump Menyatakan Menang" saja, terutama di media sosial, bisa membentuk opini publik dan digunakan untuk menyerang fakta dan proses demokratis yang sedang berlangsung.
Schiller berharap bahwa kanal TV berita harus secara aktif melawan tindakan Trump yang misinformatif itu. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah menampilkan sebuah tulisan di layar TV untuk mengingatkan pemirsa bahwa surat suara masih dalam proses penghitungan dan belum ada yang dinyatakan menang.
"Bila Trump masih terus berbicara selama semenit atau dua menit, dipenuhi berbagai macam kebohongan, maka TV harus memutus tayangan langsung dan segera tampilkan reporter yang menjelaskan bahwa pemilihan umum tidak diatur oleh kontestan mana pun," kata dia, seperti dikutip The Guardian, sembari meminta bahwa klaim prematur semacam itu keliru dan berbahaya.
Sementara itu, platform media sosial juga dikabarkan harus bersiap-siap menghadapi gelombang misinformasi, sesuatu yang selama ini susah payah mereka tanggulangi. Facebook kabarnya akan menutup iklan politik setelah tempat pemilihan umum (TPS) di AS tutup, kira-kira pukul 10 malam waktu setempat.
Twitter bulan lalu juga menyatakan tidak akan memperbolehkan Trump maupun Biden mengumumkan kemenangan kecuali telah diumumkan oleh otoritas resmi, atau bila sedikitnya dua media nasional AS telah memberitakan hal tersebut lewat proses verifikasi yang independen.