ERA.id - Setelah terjadi kericuhan di Capitol, Amerika Serikat, akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dikunci Twitter selama 12 jam.
Itu dilakukan usai Trump membagikan video melalui Twitternya, setelah Biden berpidato. "Saya tahu rasa sakit Anda. Saya tahu kepedihan Anda," kata Trump, Ia juga mengatakan pemilu "dicuri", yang sebenarnya didasari klaim yang tak terbukti, menurut BBC.
"Semua orang tahu itu, khususnya pihak sebelah. Namun Anda harus pulang sekarang."
Twitter menggambarkan tanggapan Trump melalui video itu sebagai pernyataan dengan "risiko kekerasan." Kini, setelah dicek lebih jauh, 2 cuitan Trump sudah terhapus.
Kemungkin besar, pihak Twitter menurunkan konten tersebut. Yang terakhir, cuitan Trump hanyalah berisi, "saya meminta semua orang di US Capitol untuk tetap damai. Tidak ada kekerasan!"
Twitter sendiri mengambil sikap mengunci akun Donald Trump selama 12 jam dan mengancam akan menutup akun itu secara permanen. Penangguhan selama 12 jam berlaku setelah Trump menghapus cuitan berisi kekerasan.
Lantas bagaimana jika cuitan berisi kekerasan itu tak dihapus? Akun @realDonaldTrump terancam akan ditangguhkan selamanya. Hal itu ditegaskan akun @TwitterSafety usai media sosial itu menghapus tiga cuitan Trump.
As a result of the unprecedented and ongoing violent situation in Washington, D.C., we have required the removal of three @realDonaldTrump Tweets that were posted earlier today for repeated and severe violations of our Civic Integrity policy. https://t.co/k6OkjNG3bM
— Twitter Safety (@TwitterSafety) January 7, 2021
"Kami mewajibkan penghapusan tiga cuitan @realDonaldTrump yang diunggah hari ini akibat pelangaran aturan Kebijakan Integritas Warga," jelas Twitter.
"Ini berarti akun @realDonaldTrump akan dikunci selama 12 jam setelah penghapusan Tweet ini. Jika Tweet tidak dihapus, akun tersebut akan tetap terkunci," ujar Twitter pada Kamis (7/1/2021).
"Pelanggaran Peraturan Twitter di masa mendatang, termasuk kebijakan Integritas Sipil atau Ancaman Kekerasan, akan mengakibatkan penangguhan permanen atas akun @realDonaldTrump," cuit akun keamanan Twitter itu.
Langkah yang diambil pihak Twitter juga merupakan respons dari klaim palsu Trump terkait hasil pemilihan presiden AS 2020 lalu, dan memicu kerusuhan di Gedung Capitol AS.