Korban Sipil dari Demonstrasi Myanmar Lampaui Angka 300 Jiwa

| 26 Mar 2021 21:45
Korban Sipil dari Demonstrasi Myanmar Lampaui Angka 300 Jiwa
Pemakaman dari Myo Min Aung, 33 tahun, di Sagaing, Myanmar, pada Jumat, (26/3/2021). Organisasi AAPP mencatat per Kamis telah ada 320 warga Myanmar yang tewas selama beberapa pekan terakhir. (Foto: Myanmar Now)

ERA.id - Pada Kamis, (25/3/2021), ada 34 warga sipil Myanmar yang tewas terbunuh, membuat total korban jiwa sipil dalam rangkaian demonstrasi anti-kudeta menjadi 320 jiwa, seperti dilaporkan organisasi Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

AAPP menyatakan juga mencatat adanya kasus kematian lainnya di kota-kota Myanmar, seperti Yangon dan kawasan perbatasan yang banyak dihuni kaum etnis minoritas.

Di kota Mandalay, sebut AAPP, remaja berusia 16 tahun tewas setelah punggungnya diterjang peluru aparat. Beberapa mobil ambulans juga mengaku menjadi sasaran tembakan.

AAPP menyebut jumlah total korban jiwa kemungkinan lebih tinggi dari yang telah disebutkan, seperti dilaporkan Al Jazeera.

"Kejahatan terhadap kemanusiaan terjadi setiap hari," sebut AAPP.

Tindak represif aparat Myanmar telah memicu protes dan sanksi dari sejumlah negara. Pemerintah Amerika Serikat, pada Kamis, mengutuk para jenderal militer atas tewasnya seorang gadis berusia 7 tahun oleh tembakan aparat.

"Tindakan keji dan brutal terhadap anak-anak, termasuk pada gadis 7 tahun yang sedang duduk di pangkuan ayahnya, makin menunjukkan sifat mengerikan dari perlakuan rezim militer Burma terhadap warganya sendiri. Ini juga membuktikan ketidakpedulian mereka terhadap nyawa warga Burma," sebut juru bicara Departemen Dalam Negeri AS Ned Price, dalam sebuah pernyataan.

Militer Myanmar sendiri menepis tuduhan menggunakan kekuatan secara eksesif. Seluruh aksi yang mereka lakukan disebut sudah sesuai dengan norma internasional dalam penanganan aksi yang, menurut mereka, menjadi risiko keamanan nasional.

Pada Selasa, pihak militer Myanmar mengumumkan ada 164 pengunjuk rasa dan 9 anggota aparat keamanan yang tewas dalam aksi unjuk rasa.

Data AAPP menyebut setidaknya 25 persen warga yang tewas mendapat luka tembakan di kepala.

Sebanyak 90 persen warga yang meninggal adalah laki-laki, dan sekitar sepertiga korban berusia 24 tahun atau kurang.

Sementara itu, pada Jumat, insiden kebakaran terjadi di kantor pusat partai National League for Democracy (NLD), yang adalah partai pengusung kanselir Aung San Suu Kyi yang digulingkan militer lewat kudeta 1 Februari lalu.

Seseorang diduga melempar bom molotov ke arah gedung yang ada di kota Yangon, Jumat dini hari. Insiden ini terjadi juga menjelang Hari Angkatan Bersenjata di Myanmar, hari di mana militer Myanmar akan berparade untuk unjuk kekuatan.

Banyak pihak khawatir momen selebrasi militer pada Jumat akan menjadi pemicu sikap yang makin represif oleh aparat terhadap para pengunjuk rasa.

Rekomendasi