ERA.id - Direktur Eksekutif Clubhouse Paul Davison pada Minggu, (11/4/2021), membantah laporan yang menyebutkan data pribadi pengguna media sosial tersebut telah diretas dan dibocorkan.
Melansir dari The Verge, tanggapan itu bermula dari laporan media Cyber News bahwa basis data SQL Clubhouse yang berisikan ID pengguna, nama, nama akun Twitter dan Instagram, dan jumlah pengikut telah diunggah ke sebuah forum berisi para peretas siber. Cyber News menambahkan juga bahwa tidak terlihat ada informasi sensitif - seperti nomor kartu kredit - yang turut dibocorkan di forum tersebut.
The Verge mengaku belum bisa mendapat informasi lebih lengkap dari Clubhouse terkait hal ini, namun, pada Minggu, mereka memaparkan pernyataan Davison dalam sebuah pertemuan internal perusahaan tersebut. Intinya, CEO Clubhouse itu berkata bahwa Clubhouse tidak menjadi korban peretasan siber.
"Tidak. Ini melenceng dan keliru," jawab Davison terkait kebenaran laporan Cyber News. "Artikel tersebut semata artikel clickbait. Kita tidak diretas. Data yang mereka acu adalah informasi profil yang disediakan aplikasi kita secara publik. Jadi, jawaban atas pertanyaan itu jelas-jelas 'tidak'."
Pekan lalu, Cyber News membuat laporan lain yang menyebut data pribadi 500 juta pengguna LinkedIn, sebuah media sosial berbasis dunia kerja, telah dikutip dan diunggah secara daring. Perusahaan yang dimiliki Microsoft itu menyatakan data akun pribadi pengguna LinkedIn tidak termasuk dalam informasi yang bocor itu.
Sementara itu, beberapa hari sebelumnya pengamat dunia siber ramai membicarakan temuan bahwa data 533 juta pengguna Facebook telah diumbar secara cuma-cuma di dunia siber. Identitas pengguna Facebook yang bocor itu mencakup nomor telepon, tanggal ulang tahun, lokasi, alamat surel, hingga nama lengkap.
Kemunculan Clubhouse di jajaran media sosial adalah sebua fenomena karena berhasil melejit di tahun pertama perilisan lewat fitur diskusi audio dan format semacam konferensi publik, padahal aplikasi ini hanya bisa dimasuki via undangan dan terbatas untuk gawai dengan sistem iOS.
Twitter, LinkedIn, Discord, Telegram, Spotify, hingga Slack kini telah menyematkan fitur baru agar bisa bersaing dengan media sosial berbasis audio ini. Fitur serupa di Facebook dikabarkan juga sedang dalam proses penggarapan.