Jarak Bukan Halangan, Kisah Haru Suami 'Dampingi' Istri Lawan COVID-19 Hingga Akhir Hayat

| 27 Sep 2020 12:25
Jarak Bukan Halangan, Kisah Haru Suami 'Dampingi' Istri  Lawan COVID-19 Hingga Akhir Hayat
Ihsan dan Mendiang Amirah (Foto: Twitter/@ihsanjie)

ERA.id - COVID-19 telah banyak merenggut nyawa manusia. Banyak kisah perpisahan dan kehilangan untuk selamanya yang terjadi akibat viirus mematikan itu.

Salah satu kisah viral yang ramai di media sosial adalah kisah suami yang ditinggal istrinya setelah berjuang melawan virus korona. Pria asal Gowa, Sulawesi Selatan sungguh begitu kehilangan, dia setia mendampingi istri dalam keadaan berjarak.

Lewat akun Twitter @ihsanjie, pria bernama Muhammad Ihsan Harahap Daeng Rate mengisahkan cerita haru yang sedang ia alami.

Ia menggambarkan kesedihan tentang mendang istrinya yang berprofesi sebagai hakim telah meninggal dunia karena terpapar COVID-19. Istrinya bernama Amirah Lahaya tutup usia usai mendapatkan perawatan di rumah sakit.

ImageIstrinya, Amirah Lahaya (Foto: Twitter/@ihsanjie)

Pada Rabu 23 September 2020, sang istri dimakamkan di pemakaman khusus pasien COVID-19 di Macanda, Gowa, Sulawesi Selatan.

Sebelum masuk rumah sakit dan dinyatakan postif CCOVID-19, istrinya ingin menonton adegan Hayati dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk saat membaca surat perpisahan dengan Zainuddin.

Tak perah disangka oleh Ihsan bila itu merupakan salah satu pertanda sang istri akan meninggalnya utuk selama-lamanya.

"Kami selesai menonton film itu pada pukul 10.00 pagi. Tidak lebih dari 15 menit kemudian, dokter menelfonku, aku terisak. Aku sengaja mengambil jarak darimu. Dokter mengatakan hasil swab kemarin positif. Di sanalah Allah memberikan tanda kepergianmu," tulisnya.

Lalu, siang menjelang sore hari. Istrinya dipindahkan ke Rumah Sakit Sayang Rakyat. Dia juga memberikan informasi jika di Sulawesi Selatan hanya terdapat 3 rumah sakit yang menangani pasien positif COVID-19.

"Ingatkah kamu, kita berangkat pukul 15.10? Itulah saat terakhir kali aku mendampingimu di dalam ambulans. Sesampai di RS, kita berpisah. Aku diminta isolasi mandiri," katanya.

Keesokan hari Sabtu (19/9/2020), dokter menghubungi Ihsan dan mengatakan istrinya harus dipindahkan ke ICU. Hal ini karena kadar trombosit, lekosit, dan lain-lainnya dalam darahnya terus turun semenjak di opname di Rumah Sakit sebelumnya. 

ImageIstrinya, Amirah Lahaya dan putrinya (Foto: Twitter/@ihsanjie)

"Tubuhmu berjuang melawan virus itu. Engkau selalu mengabariku meski sakitmu semakin parah," tulisnya.

Pada 20 September 2020, tepat diulang tahun Ihsan yang ke-28. Istrinya mengucapkan selamat ulang tahun. Namun, hatinya hancur karena istrinya, Aruna (anaknya), dan dia tinggal ditempat berbeda. Meski begitu, Ihsan tetap menyemangati supaya istri lekas sembuh.

Sayangnya, kondisi kian menurun. Selama 3 hari berturut-turut, istri menelfon. Dia meminta izin untuk dipasangkan ventilator karena saturasi oksigen di tubuhnya tinggal 74 persen. Saat Ihsan mencari tahu lewat internet, rupanya saturasi untuk tetap hidup minimal 95 persen.

"Dokter menelfonku bahwa setelah dipasangi ventilator, saturasinya naik ke 90 persen. Beberapa menit kemudian, dokter memberitahu lagi, saturasinya turun sedikit demi sedikit. Aku diminta berdoa," sambugnya.

Namun tak lama kemudian, perawat menghubungi dan mengatakan jika istrinya sudah tiada. Medapati kabar itu, seketika, Ihsan merasa dunia gelap, langit runtuh, tanah yang dipijak amblas ditelan bumi. 

"Aku diminta datang segera ke RS Sayang Rakyat. Di sana sudah ada ibumu, ayahmu, adik, dan pamanmu. Aku harus kelihatan tegar di depan mereka. Meskipun separuh jiwaku, yaitu Amirah, sudah dipanggil ke haribaan-Nya," ucapnya. 

Sebagai seorang suami, Ihsan melaksanakan wasiat istrinya. Ia memandikan, dan mengkafani sendiri jenazah istrinya sesuai dengan wasiat almarhumah. Selain itu, Ihsan menyalatkan jenazah sang istri sebelum akhirnya dibawa tim satgas COVID-19 kepemakaman.

Ihsan membawa pakaian ganti, dan tim dokter serta perawat memakaikan APD untuknya selama 30 menit.

"Ketika APD-ku telah terpasang dengan rapat, perawat yang mendampingi memegang pundakku sebelum masuk ke ruang pemulasaran jenazah. Aku berusaha tegar. Aku tidak boleh menangis di depanmu," cuitnya.

Kisah Ihsan dan istrinya disukai ribuan kali oleh netizen. Ihsan dan putrinya, Aruna menjalani hidup tanpa didampingi oleh istri tercintanya.

Untuk memuat kisah ini, tim Era.id telah menghubungi akun yang bersangkutan. Namun belum ada jawaban.

Rekomendasi