Tim Editor
Haiku Stairs terletak di atas lereng gunung berbukit. Wisatawan yang ingin ke sana harus menempuh 3.922 anak tangga. Sebagian turis menyebutnya sebagai salah satu tangga paling mengerikan di dunia.
Dikutip dari huffpost, Haiku Stairs telah mengukir sejarah sejak tahun 1942. Saat itu, pasukan Angkatan Laut Amerika Serikat membangun Haiku Stairs untuk dijadikan akses jalan menuju Kantor Radio Haiku. Tetapi, setelah Perang Dunia II berakhir, tangga itu malah dijadikan spot idaman bagi para pendaki atau turis bernyali besar.
Stairway to Heaven in Hawaii
I just posted this one on Tik Tok too hehe pic.twitter.com/Rjg1w9YgOU
— ty daddy (@ty_optix) November 30, 2019
Para wisatawan juga diimbau berhati-hati ketika berjalan di atas tangga. Sebab tangga tersebut memiliki ketinggian 800 meter dari permukaan laut (MDPL).
Tangga Haiku Stairs juga tergolong sempit. Belum lagi cuaca alamnya yang dingin dan sering muncul kabut serta angin kencan. Tentunya mengkhawatirkan keselamatan pengunjung. Kejadian ini sempat membuat Haiku Stairs ditutup untuk umum pada tahun 1987.
Walau para turis dilarang berkunjung, tetapi masih ada saja turis yang nekat ke sini. Mereka tidak menaati papan pengumuman larangan masuk, justru para wisatawan merasa penasaran akan wujud tangga surga.
Pada Februari 2015, sebagian anak tangga mengalami kerusakan parah akibat terpaan badai. Bahkan, sebagian area ada yang tidak bisa dikunjungi sama sekali karena kondisi yang tak memungkinkan.
Haiku Stairs. (Foto: Shutterstock)
Ada yang mengatakan bahwa pihak pengelola sengaja memasang ayunan di puncak stasiun radio, letaknya di ujung Haiku Stairs. Melihat hal itu, para pengunjung tak kehilangan momen berfoto ria sambil bermain ayunan di puncak bukit yang sangat membahayakan.
Haiku Stairs hingga kini masih punya daya 'magis' untuk memukau pengunjung, karena keindahan alamnya yang terbentang dari atas bukit. Jika melihat dari atas tangga, pengunjung dapat menyaksikan hamparan bukit-bukit hijau yang masih sangat asri.
Haiku Stairs. (Foto: Twitter @MuhammedSameih)
