ERA.id - Setidaknya 25 halte TransJakarta rusak akibat aksi massa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja Kamis (8/10). Dari 25 halte, 9 diantaranya tak bisa beroperasi karena rusak total. Aksi anarkis massa yang menyasar fasilitas umum tersebut dikecam oleh Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan.
"Apa salahnya halte busway Transjakarta hingga kalian bakar? Halte itu kan fasilitas publik dan dibangun dari uang kalian juga. Bagaimana mau disebut pejuang untuk kepentingan publik kalau aset publik sendiri saja dirusak? Apa pun yang diperjuangkan jika sudah merusak fasilitas publik merusak perjuangan itu sendiri," ujarnya, Jumat (9/10/2020).
Menurutnya dalam aksi demo, para aktivis kampus harus bisa menyuarakan aspirasinya tanpa merusak fasilitas publik. "Kalau sudah merusak fasilitas publik bisa jadi aksi demonya sudah tidak murni dan ditunggangi kepentingan kekuasaan pribadi. Sedih saya lihat para pendemo digunakan oleh segelintir orang yang haus kekuasaan dan uang," ujarnya.
Ia mendesak aparat kepolisian harus tangkap dan bongkar tuntas aksi anarkis menolak aksi barbar yang disebutnya 'omnibusway' ini.
"Jangan hanya pendemonya saja yang ditangkap tapi juga siapa dalang di balik aksi anarkis menolak Omnibusway ini. Jangan kasih kendor, tangkap dan tahan serta tuntaskan aksi menolak Omnibusway yang membakar dan merusak fasilitas publik halte Busway Transjakarta," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjanji akan segera memperbaiki fasilitas umum di Jakarta yang rusak saat demo tolak RUU Omnibus Law berlangsung. Kata Anies, fasilitas yang rusak berjumlah belasan.
"Dari tadi siang semua jalan semua fasilitas umum akan bisa aman. Ada halte yang rusak total ada 11 ini akan kita perbaiki semua," kata Anies di Bundaran HI Jakarta, Kamis (8/10).
Anies mengalkulasikan biaya yang diperlukan untuk memperbaiki kerusakan ialah Rp25 miliar. Namun, halte permanen tidak bisa segera diperbaiki. Penanganan terdekat, DKI akan membangun halte sementara.