ERA.id - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati menyebut aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda sebagai hari pembangkangan sipil.
Hal itu dia sampaikan dalam orasinya dalam aksi unjuk rasa bertajuk "Mimbar Akbar Sebuah Sumpah Rakyat" di depan Taman Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (28/10/2020).
"Hari ini adalah tanggal 28 oktober, sumpah pemuda, hari apa ini kawan-kawan, ini adalah hari pembangkangan sipil," ujar Asfinawati.
Dia mengatakan sumpah pemuda lahir dari pembangan sipil yang dilakukan para pemuda 92 tahun lalu. Mereka, kata Asfina, menolak adanya kapitalisme yang dilakukan para penjajah.
"Mereka menolak penjajahan, dan mereka menolak penindasan manusia di atas penindasan manusia lainnya. Jadi sumpah pemuda adalah hari pembangkangan sipil!" seru Asfinawati.
Namun, dia bilang perlawanan puluhan tahun silam itu kembali terjadi. Saat ini, pemerintah kembali lalai mendengarkan suara rakyat dengan mengesahkan UU Cipta Kerja.
Pemerintah, kata Asfinawati lebih suka membangun infrastruktur ketimbang mendengarkan suara rakyat.
"Fisik lebih penting daripada pembangunan manusia, buruh-buruh dipecat karena ongkos produksi mau dikurangi. Keuntungan lebih penting darpada rakyat itu sendiri. wujud salah satunya adalah Omnibus Law," katanya.
Dalam orasinya, Asfinawati juga menyinggung soal kemunduran demokrasi. Dia mengatakan, ada banyak koordinator lapangan aksi tolak UU Cipta Kerja di beberapa daerah yang ditangkap aparat kepolisian. Padahal, mereka yang ditangkap belum melakukan aksi.
"Mereka bahkan belum sampai ke tempat aksi. Mereka bahkan belum aksi, mereka semata-mata ditangkap karena di mau melakukan demonstrasi, dan apakah itu pemerintahan demokratis?"
"Kawan-kawan lebih bisa memimpin negara ini daripada mereka yang berada di Istana Negara," tegasnya.
Adapun aksi hari ini dihadiri oleh sekitar seribu orang dari elemen buruh, petani, dan mahasiswa. Mereka merayakan Hari Sumpah Pemuda dengan menolak UU Cipta Kerja.
Kalangan buruh dan tani yang ikut aksi adalah Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI), Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia (KRPI), dan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA).
Sementara elemen mahasiswa adalah IISIP Jakarta, Unika, Universitas Pancasila, Universitas Nasional, dan Universitas Trilogi.