Komisi III DPR Desak Aparat Hukum Serius Soal Pembantaian di Sigi

| 30 Nov 2020 12:45
Komisi III DPR Desak Aparat Hukum Serius Soal Pembantaian di Sigi
Herman Herry, Ketua Komisi III DPR RI. (Foto: hermanerryntt/instagram)

ERA.id - Ketua Komisi III DPR RI Herman Herry mengutuk keras aksi teror yang menyebabkan satu keluarga di Dusun Lewono Desa Lembantongoa, Sulawesi Tengah, terbunuh, dan beberapa rumah terbakar, pada Jumat, 27 November lalu.

"Saya prihatin dengan kejadian ini dan mengutuk keras kebiadaban para pelaku aksi teror yang tidak hanya melakukan pembunuhan atas satu keluarga, tetapi juga membakar sejumlah rumah di mana ada di antaranya merupakan rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat Kristiani," ujar Herman seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).

Herman lantas menuntut Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Abdul Rakhman Baso untuk memerintahkan jajarannya agar bekerja cepat dan serius menyelesaikan kasus tersebut serta mengadili para pelaku. Dia menegaskan, kasus ini harus menjadi perhatian serius bagi aparat penegak hukum.

Herman berharap aparat kepolisian tidak memperlakukan kasus ini sebagai kriminalitas biasa, terlebih dengan kabar yang beredar bahwa tindak pembunuhan dan pembakaran tersebut dilakukan oleh kelompok teroris lokal.

"Kasus ini harus menjadi perhatian serius. Aparat kepolisian harus memastikan kebenaran apakah kejahatan biadab ini memang dilakukan oleh teroris lokal sebagaimana kabar yang beredar," tegas Herman.

Politisi PDIP ini menambahkan, jika terbukti aksi pembunuhan tersebut merupakan ulah teroris lokal, maka aparat keamanan  memiliki tugas tambahan untuk membebaskan masyarakat setempat dari ketakutan akan adanya sisa-sisa kombatan teroris lokal tersebut.

"Saya meminta aparat secara profesional segera melakukan tindakan yang dianggap perlu demi mengembalikan keamanan di daerah tersebut. Negara tidak boleh kalah dari siapapun yang mencoba-coba merusak ketenteraman dan kerukukunan masyarakat," katanya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pelaku pembantaian tersebut, adalah sisa-sisa kelompok Santoso atau biasa dikenal Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Memang pelakunya adalah Mujahidin Indonesia Timur. Kelompok Mujahidin Indonesia Timur ini adalah sisa-sisa kelompok Santoso yang sekarang masih tersisa beberapa orang lagi, dan operasi Tinombala, atau Satgas Tinombala sedang mengejar sekarang," ujar Menko Polhukam Mahfud MD dalam keterangan persnya, Minggu (29/11/2020).

Sementara Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso, menegaskan, tidak ada bangunan gereja yang terbakar atau dibakar dalam kejadian kekerasan di Kabupaten Sigi.

“Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar,” kata Baso didampingi Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, dan Wakil Kepala Polda Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Hery Santoso, dalam jumpa di Palu, Minggu (29/11/2020) pagi.

Diberitakan sebelumnya satu keluarga di Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, dibunuh orang tak dikenal pada Jumat (27/11/2020), sekitar pukul 09:00 WITA pagi.

Akibat kejadian ini sejumlah warga yang bermukim dekat rumah korban harus bersembunyi, melarikan diri dan bahkan mengungsi ke tempat yang aman.

Rekomendasi