ERA.id - Beredar video di media sosial yang menunjukan rekaman penemuan naga mati yang klaim berada di Tibet. Beberapa versi lain menyebutkan penemuan naga ini jatuh dari langit Filipina.
Untuk diketahui, naga merupakan makhluk mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa. Makhluk ini muncul dalam berbagai kebudayaan.
Pada umumnya Naga berwujud seekor ular besar, tetapi ada pula yang menggambarkannya sebagai kadal bersayap yang memilik beberapa kepala dan dapat menghembuskan nafas api, demikian dilansir dari Wikipedia.
Video penampakan naga serupa sudah banyak beredar sebelumnya dari tahun 2016. Namun, sosok yang ditunjukan dalam video bukanlah naga, melainkan patung berbentuk naga yang dibuat untuk Cuarto Milenio, sebuah acara televisi asal Spanyol yang membahas tentang teori konspirasi, mitos, dan cryptozoology.
Patung naga dibuat untuk adegan ala 'dokumenter' di acara tersebut. Meskipun Cuarto Milenio mengklaim bukti ilmiah yang menunjukkan keberadaan naga, video ini tidak mendokumentasikan keberadaan naga asli yang jatuh dari langit Tibet atau Filipina, demikian dilansir laman turnbackhoax.id.
Proses pembuatan patung naga diunggah oleh kanal YouTube Juan Villa Herrero dalam video berjudul "Creando un Dragón para Cuarto Milenio" pada 21 Februari 2016.
Dalam deskripsi videonya tertulis "Inilah cara kami membuat seekor Naga setinggi lebih dari 4 meter untuk program televisi Cuarto Milenio". Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Salah.
Dalam sejumlah kepercayaan naga dipercaya dapat ditaklukan lewat musik. Dalam berbagai peradaban dikenal dengan nama dragon (Inggris), draken (Skandinavia), Liong (Tiongkok), dikenal sebagai makhluk superior yang berwujud menyerupai ular, kadang bisa menyemburkan api, habitatnya di seluruh ruang (air, darat, udara).
Meskipun penggambaran wujudnya berbeda-beda, tetapi secara umum spesifikasi makhluk tersebut digambarkan sebagai makhluk sakti.
Sosok naga di dunia barat digambarkan sebagai monster, cenderung merusak dan bersekutu dengan kekuatan gelap. Dicitrakan sebagai tokoh antagonis yang seharusnya dihancurkan. Seseorang bisa mendapat gelar pahlawan atau ksatria dengan membunuh naga. Singkatnya naga adalah ancaman bagi manusia.
Namun, tidak dengan citra naga di peradaban timur. Di Tiongkok, naga dianggap sebagai sosok yang bijaksana dan agung layaknya dewa. Naga adalah satu-satunya hewan mitos yang menjadi simbol Shio. Budaya Minangkabau mengenal dongeng Ngarai Sianok yang diciptakan oleh Sang Naga.
Hiasan berbentuk naga juga sangat lekat dengan budaya Jawa, umumnya terdapat di gamelan, pintu candi dan gapura, sebagai lambang penjaga. Masyarakat Dayak juga menggambarkan Naga sebagai penguasa dunia bawah, dan Burung Enggang sebagai penguasa dunia atas.
Naga di peradaban timur mendapat tempat terhormat, karena meskipun mempunyai kekuatan dahsyat yang bisa menghancurkan, tetapi tidak semena-mena dan bahkan bisa mengayomi.
Naga atau Ular menurut pandangan kebanyakan Orang Indonesia, dianggap sebagai lambang dunia bawah. Sebelum Zaman Hindu (Neolithicum), di Indonesia terdapat anggapan bahwa dunia ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu dunia bawah dan dunia atas, dan masing-masing mempunyai sifat yang bertentangan.
Dunia bawah antara lain dilambangkan dengan bumi, bulan, gelap, air, ular, kura-kura, buaya. Sedangkan dunia atas dilambangkan dengan matahari, terang, atas, kuda, rajawali.
Pandangan semacam itu juga hampir merata di seluruh bangsa Asia. Dalam cerita Mahabarata maupun pandangan kebanyakan Orang Indonesia sendiri sebelum Zaman Hindu, naga atau ular selalu berhubungan dengan air, sedangkan air mutlak diperlukan sebagai sarana pertanian.