Susi Pudjiastuti Bagikan Video Mahfud: Perilaku Masyarakat 'Rusak', Karena Pemerintah 'Rusak'

| 03 Feb 2021 09:55
Susi Pudjiastuti Bagikan Video Mahfud: Perilaku Masyarakat 'Rusak', Karena Pemerintah 'Rusak'
Susi Pudjiastuti (Instagram)

ERA.id - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengunggah sejumlah tangkapan layar foto dan informasi dalam grup whatsapp. Lalu ia juga membagikan video Menko Polhukam Mahfud MD soal kenapa masyarakat bertindak semakin.

Pada tangkapan layar pertama, Susi terlihat sedang berfoto dengan sejumlah anak Presiden RI ke 2 Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana dan Siti Hedianti Hariyadi. 

"Ada Trio Macan, ada juga Trio Kadrun," tulis seseorang percakapan whatsapp tersebut.

Susi pun mengomentari unggahan foto dirinya tersebut. Ia menilai orang tersebut telah menyebarkan kebencian.

"Betapa hebatnya kebencian menguasai anda, anda sebarkan kebencian, keindahan pun anda bohongkan dan jadikan fitnah," kata Susi dikutip dari akun Twitter @susipudjiastuti, Rabu (3/2/2021).

Lalu Susi juga mengunggah percakapan dari sebuah grup whatsapp TNI dan Polri NKRI. Dalam unggahan tersebut terdapat potongan foto Anies dan Susi. Lalu dituliskan juga, "ASU, CAPRES CAWAPRES 2024. Anies-Susi disingkat ASU. Test the water-nya diuji pada pilkada DKI 2022 nanti".

"Grup WA dg nama terhormatpun anda pakai untk sebarkan fitnah," cuit Susi.

Terakhir, Susi mengunggah video Mahfud yang sedang berceramah dengan durasi 56 detik. Mahfud membahas sebab rusaknya tingkah laku masyarakat dalam bernegara.

"Rusaknya tingkah laku masyarakat dalam bernegara karena pemerintahnya yang rusak. Pemerintah itu rusak karena ilmuwannya rusak, ilmuwan itu rusak karena ilmuwan itu cinta harta sehingga tidak objektif, cinta kedudukan," ujar Mahfud dalam video tersebut.

Mahfud meminta untuk merenungkan hal tersebut. Sebab jangan-jangan hal tersebut yang sedang terjadi di Indonesia. 

"Dimana rakyat bersikap brutal di dalam berbagai peristiwa sehari-hari. Juga peran ilmuwan sekarang ini banyak sekali diragukan," katanya.

Menurutnya, ilmuwan saat ini tidak memberi fatwa atau pendapat berdasarkan pandangan objektif ilmiah. Tapi seringkali berdasarkan pesanan.

"Seringkali berapa uang dia dapat untuk mengeluarkan satu pendapat-pendapat hasil penelitian, hasil survey," katanya.

Rekomendasi