ERA.id - Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI membatasi sejumlah kegiatan anggota dewan di luar maupun di Kompleks Parlemen. Hal ini menyusul sejumlah anggota dewan dan pegawai DPR RI terpapar Covid-19.
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengatakan, berdasarkan hasil rapat pimpinan diputuskan rapat kerja tatap muka di masing-masing alat kelengkapan dewan dibatasi hanya dihadiri 30 persen saja.
"Baru saja kita rapat, dan memutuskan peserta rapat di ruangan maksimal 30 persen, lebihnya menggunakan virtual. Jadi 30 persen itu maksimal, lebih baik kurang dari 30 persen," kata Muhaimin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Muhaimin menambahkan, pimpinan DPR RI juga menyarankan seluruh peserta rapat melakukan tes antigen sebelum memulai rapat. Kemudian, melarang seluruh peserta rapat melepas masker selama rapat berlangsung.
Hal ini sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan DPR RI.
"Jadi evaluasi rapat maksimal 30 persen dari anggota komisi dan swab antigen. Kita minta supaya tidak membuka makser sama sekali," kata Muhaimin.
Selain itu, pimpinan DPR RI juga membatasi agenda kunjungan kerja (kunker) ke luar kota. Muhaimin mengatakan, kunker luar kota harus tetap memperhatikan kondisi pandemi di daerah yang dituju.
"Kunker ke luar kota disesuaikan dengan tingkat penularan di berbagai tempat, sehingga juga dibatasi ruang lingkup kunker," kata Muhaimin.
Terpisah, Sekjen DPR RI Indra Iskandar menginformasikan, per 3 Februari 2022 pihaknya mencatat terdapat tambahan 45 orang yang terpapar Covid-19. Sehingga total keseluruhannya mencapai 142 orang.
Menurut Indra, dari 142 orang itu terdiri dari anggota DPR RI hingga pegawai baik ASN maupun tenaga ahli. Namun, dia tidak merinci lebih jauh.
"Jadi untuk hari ini yang positif saya sebut positif itu kemarin 97, kemarin sore tambah 45 orang jadi 142 orang," kata Indra.
Indra mengaku, seluruh yang terpapar Covid-19 hanya bergejala ringan. Namun belum diketahui apakah mereka terpapar Varian Omicron atau tidak.
"Kita monitor gejala-gejalanya dalam dua hari ini apakah sesuai dengan gejala-gejala omicron kita monitor. Karena basis kita masih menggunakan swab antigen dan PCR," papar Indra.
Kami juga pernah menulis soal Wali Kota: PPKM Surabaya Berpotensi Naik ke Level 2, Kasus COVID-19 Terus Naik Kamu bisa baca di sini
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!