"Saya pernah ikut sekali rapat dengan mereka. Mereka fun, ramai tapi sangat substantif, misalnya, cerita soal UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), cerita banyak tren pasar, big data," kata Pratikno di sela-sela acara diskusi Presiden Joko Widodo dengan wartawan kepresidenan di Istana Merdeka Jakarta, Senin (2/12/19).
Lalu seberapa 'gaul' mereka dan apa saja yang dibahas kalau lagi ngumpul? "Tek-tok diskusinya enak dan mereka gaul banget," ungkap Pratikno menambahkan.
Pratikno juga mengatakan ketujuh orang tersebut ikut memberikan masukan untuk pidato-pidato Presiden. "Sambutan-sambutan Presiden mereka beri masukan biar agak segar. Mereka kan selalu rapat untuk inovasi-inovasi, misalnya, kartu Pra-Kerja, setahu saya ya, terus inovasi UMKM juga, memberikan rekomendasi," tutur Pratikno.
Tapi Pratikno menegaskan bahwa para stafsus tersebut tidak punya kewenangan untuk mengambil keputusan maupun eksekusi. "Eksekusi tetap di birokrasi," ucap Pratikno menegaskan.
Masukan-masukan dari stafsus milenial itu diberikan kepada Presiden secara periodik. "Kan ada pertemuan periodik, tapi ini kan baru, baru seminggu. Mereka sudah rapat sebagai tim, hari ini juga rapat internal bertujuh bersama stafsus lainnya," ujar Pratikno.
Selain itu, ada juga kegiatan lain yang biasa dilakukan oleh anak muda. "Kemudian mengenai nilai-nilai apa yang bagaimana kita olahraga, musik tetap memasukkan nilai-nilai yang lebih fundamental kebangsaan melalui olahraga dan musik, begitu yang kita pikirkan," tambah Pratikno.
Presiden Jokowi mengangkat 7 orang stafsus milenial pada 21 November 2019. Mereka adalah Andi Taufan Garuda Putra (32) yang adalah CEO Amartha MicroFintech; Putri Indahsari Tanjung (23) selaku CEO Creativepreneur dan Chief Business Officer Kreavi yang bergerak di bidang event organizer; Adamas Belva Syah Devara (29) adalah CEO Ruangguru, salah satu perusahaan rintisan yang berfokus pada layanan berbasis pendidikan.
Selanjutnya Ayu Kartika Dewi (36) merupakan pendiri dan mentor lembaga Sabang Merauke, suatu program pertukaran pelajar antar daerah di Indonesia yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat toleransi; Gracia Billy Mambrasar (31) selaku CEO Kitong Bisa suatu lembaga pendidikan yang memberdayakan pemuda di Papua; Angkie Yudistia (32) pendiri Thisable Enterprise, lembaga yang bertujuan memberdayakan para disabilitas di dunia kerja sedangkan Aminuddin Maruf (33) mantan santri yang pernah menjadi Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.