ERA.id - Bukan sembarang bola, bola Ar-Rihla yang digunakan di Piala Dunia Qatar 2022 menjadi bola tercanggih yang pernah dibuat oleh produsen apparel Adidas.
Sepanjang sejarah, sejak tahun 1930, Piala Dunia tak lepas dari perkembangan dan perubahan bola yang digunakan untuk permainan tersebut. Dari mulai bola yang terbuat dari panel kulit yang dijahit dengan tangan, hingga bola dengan teknologi 3D canggih dan material yang digunakan untuk membuat bola terbaru yang lebih ringan dan lebih cepat dari versi sebelumnya.
Apa teknologi canggih yang digunakan dalam bola Piala Dunia 2022?
Piala Dunia pertama di wilayah Timur Tengah ini digelar dengan menggunakan bola dengan nama 'Al Rihla'. Al-Rihla menjadi bola sepakbola pertama di dunia yang dibuat dengan tinta dan lem berbahan dasar air. Bahan ini membuat Al Rihla sebagai bola Piala Dunia paling ramah lingkungan yang pernah dibuat. Bahan dasar bola ini terbuat dari kulit poliuretan bertekstur dengan konstruksi mulus yang terikat secara termal.
Menurut FIFA, bola mampu bergerak lebih cepat dari semua pendahulunya. "Desainnya meningkatkan kecepatan tembakan aerodinamis dengan menjaga stabilitas dan rotasi di udara,". Desain itu yang membuat bola ini menjadi favorit para pemain karena dinilai sangat akrab dengan sentuhan para pemain.
Selain itu, bola yang dipakai di pertandingan akan memiliki teknologi baru bernama Semi-Automated Offside Technology (SAOT). Teknologi ini memampukan bola untuk bisa terkoneksi dengan Video Assistant Referee (VAR), sehingga membantu wasit dalam menentukan tindakan saat laga berlangsung.
SAOT akan digunakan untuk pertama kalinya dengan VAR di Piala Dunia 2022 bersamaan dengan teknologi lainnya yakni sensor gerak Inertial Measurement Unit (IMU). Teknologi ini berperan penting untuk menentukan offside terjadi atau tidak. Selain mempermudah wasit dalam mengampil keputusan kedua teknologi sensor itu akan memungkinkan pengambilan keputusan menjadi lebih akurat.
Bola Al Rihla dapat menentukan offside?
Dalam menentukan offside, bola dan sensornya dibantu dengan dua belas kamera pemantau di setiap sisi stadion. Lalu bola ini akan mengirimkan data ke ruang operasional VAR untuk menentukan di mana titik bola secara presisi.
Melalui kecerdasan buatan, serta memadukan data pelacakan anggota badan pemain dan bola, teknologi baru ini secara otomatis memberi tahu wasit bahwa pemain menerima bola di posisi ilegal. Kemudian tim wasit VAR secara manual memeriksa untuk menguatkan keakuratannya sebelum melaporkannya ke wasit lapangan dan mengambil keputusan.
"Kami memulai teknologinya setelah Piala Dunia di Rusia, mengujinya di stadion, di turnamen FIFA. Kami senang dengan hasilnya," kata FIFA Director Football Technology & Innovation Johannes Holzmuller.
Proses ini bisa terjadi dalam hitungan detik, menurut klaim FIFA sebagai federasi tertinggi sepakbola. Dengan adanya kemudahan ini membuat keputusan offside bisa muncul dengan lebih cepat dan akurat. Data yang direkam dari kamera, termasuk posisi bola, juga dipakai untuk menciptakan animasi yang kemudian bisa ditayangkan dalam siaran ulang di stadion ataupun tayangan di televisi. Jadi Al Rihla, bola produksi Madiun ini bukan bola sembarangan. Dapat dikatakan, bola ini disebut sebagai bola yang canggih.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…