ERA.id - Pegiat media sosial, Denny Siregar menanggapi kritik sejumlah pihak soal pembangunan dan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Salah satunya terkait narasi 'China' yang dilontarkan jurnalis senior, Edy Mulyadi dan ekonom Rizal Ramli.
Menurut Denny, narasi 'China' mulai dimainkan kembali menyusul rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang akan diberi nama Nusantara itu.
"Narasi "Cina" mulai dimainkan, bahkan untuk pembangunan ibukota baru.." cuit Denny di akun Twitternya, dilihat ERA, Jumat (21/1/2022).
Sebelumnya, Edy Mulyadi menyebut bahwa pembangunan Ibu Kota Baru diperuntukkan untuk warga RRC.
"Pengembang-pengembang China yang membangun di sana, mereka nggak masalah rugi kosong nggak masalah karena pasti ada penduduk yang dikirim ke sana. Siapa? Warga RRC tinggal di sana, masa gini aja nggak ngerti sih!" kata Edy dalam video yang tayang di kanal YouTube Bang Edy Chanel, dilihat ERA, Jumat (21/1/2022).
Ia juga menuding Menteri Pertahanan RI (Menhan) Prabowo Subianto tidak mengerti rencana tersebut.
"Masa Menteri Pertahanan kayak begini aja nggak ngerti si, jenderal bintang tiga, macan yang menjadi kayak mengeong, nggak mengerti begini aja. Ini bicara soal kedaulatan negara bos," kata Edy.
Senada dengan Edy, ekonom sekaligus mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli juga menduga IKN di Kalimantan Timur diperuntukkan untuk warga CHina.
"Polanya itu sama, beli murah di Kalimantan Timur, dibangun jual sama rakyat Indonesia. Siapa yang mau pindah ke Kalimantan Timur, ke Penajam, kagak ada kan? Tapi dari Beijing dengan penduduk 1,4 miliar banyak tuh yang mau pindah ke kita," ujar Rizal Ramli.
"Jadi kita lagi bangun ibu kota buat siapa? Apakah betul buat rakyat kita, apakah betul untuk bangsa kita, apa kita persiapkan ini untuk Beijing baru," tambah dia.
Menanggapi itu, Denny menyebut bahwa pernyataan Edy maupun Rizal Ramli seperti ular berbisa.
"Lidah mereka enteng banget, seperti ular berbisa yang mencoba menyamar jadi lintah.." tulis Denny di akun Twitternya.
Denny juga menyebut alasan China kerap dikambinghitamkan oleh para kadrun, salah satunya karena campur tangan Amerika Serikat (AS).
"Karena kita ini selalu terjebak perang global, seperti dulu tahun 1965. Dua kutub besar beradu, negeri ini hancur ditengah-tengah.." jelas Denny.
"Sekarang jg begitu. Ketika China sdg jaya2nya, AS cemburu. Dan spt di Timteng, mrk pake kadrun utk mengusik banyak kerjasama.." lanjut dia.
Kami juga pernah menulis soal Ngerinya Efek Angin Kencang di Makassar, Tumbangkan Pohon, lalu Rusak Rumah Zainal Kamu bisa baca di sini
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!