ERA.id - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus ekonom, Rizal Ramli kembali menyindir rencana pembangunan dan perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur.
Hal itu menyusul pernyataan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa soal perusahaan milik Elon Musk, SpaceX yang meminta Indonesia untuk menjadi tempat peluncuran pesawat terbang dengan kecepatan luar biasa. Salah satu titik yang akan digunakan adalah di IKN Nusantara.
Rizal Ramli menyebut bahwa rencana tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan saat ini, di mana banyak masyarakat antre membeli minyak goreng murah.
"Paradoks Indonesia: Menteri ngomongin Elon Musk & SpaceX di ibukota baru; rakyat antri minyak goreng murah," kata Rizal Ramli di akun Twitternya, dilihat ERA, Sabtu (22/1/2022).
Dalam pernyataan, Kepala Bappenas Suharso bilang bahwa pesawat milik SpaceX ini bisa membuat perjalanan Indonesia ke Amerika Serikat dalam waktu satu setengah hingga dua jam saja.
Sebelumnya, Rizal Ramli menduga bahwa rencana pembangunan dan perpindahan ibu kota baru di Kaltim diperuntukkan bagi warga China.
"Polanya itu sama, beli murah di Kalimantan Timur, dibangun jual sama rakyat Indonesia. Siapa yang mau pindah ke Kalimantan Timur, ke Penajam, kagak ada kan? Tapi dari Beijing dengan penduduk 1,4 miliar banyak tuh yang mau pindah ke kita," ujar Rizal Ramli.
Sebagaimana diketahui, Pasal 2 ayat a UU IKN yang telah disetujui untuk disahkan berbunyi bahwa IKN Nusantara memiliki visi sebagai kota dunia untuk semua yang dibangun dan dikelola dengan tujuan untuk menjadi kota berkelanjutan di dunia.
Yang dimaksud dengan “kota berkelanjutan di dunia” adalah kota yang mengelola sumber daya secara tepat guna dan memberikan pelayanan secara efektif dalam pemanfaatan sumber daya air dan energi yang efisien, pengelolaan sampah berkelanjutan.
Kemudian menerapkan moda transportasi terpadu, lingkungan layak huni dan sehat, dan lingkungan alam dan binaan yang sinergis, yang di dalamnya juga menetapkan IKN Nusantara sebagai kota di dalam hutan (forest city) untuk memastikan kelestarian lingkungan dengan minimal 75 persen kawasan hijau, serta rencana IKN Nusantara dijalin dengan konsep masterplan yang berkelanjutan untuk menyeimbangkan ekologi alam, kawasan terbangun, dan sistem sosial yang ada secara harmonis.