Berdasarkan data Bawaslu, Sumatera Utara masuk posisi empat daerah dengan indeks kerawanan tertinggi pada Pilkada 2018 (2,86 persen), di bawah Papua (3,41 persen), Maluku (3,25 persen), dan Kalimantan Barat (3,04 persen). Penyebab terbesarnya adalah politik identitas dan media sosial.
"Padahal masyarakat sudah jenuh, aneh kalau masih ada kubu pasangan calon yang menggunakan cara kekerasan untuk memenangkan pilkada," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, Jumat (22/6/2018).
Ustaz Ade yang menjadi korban pelemparan merupakan tokoh Sumut yang getol menuntut pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor urut 1, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Ijeck), untuk transparan dan berkomitmen menjadi pemimpin bersih.
Baca Juga : Djarot Ajak Warga Sumut Pilih Pemimpin Bersih-Melayani
(Infografis/era.id)
Ia juga yang membongkar dugaan umrah fiktif Edy, dan menyoroti status Ijeck karena sudah beberapa kali diperiksa KPK terkait kasus korupsi yang menjerat mantan Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho.
"Penegak hukum harus menindaklanjuti penyerangan ini. Dalam politik, boleh saya adu argumen dan kritik keras, tapi kepala harus tetap dingin. Jangan malah kriminal dan menyerang secara fisik," ucap Ujang.
Baca Juga : Pesan Ulama untuk Djarot: Tetap Rendah Hati Melayani Rakyat
"Penyerangan ini tujuannya untuk mengalahkan. Menjegal lawan politik dengan cara seperti ini sudah enggak betul," sambung Ujang.
Dihubungi terpisah, Ustaz Ade menjelaskan mobil yang biasa dia tumpangi itu diserang empat orang tak dikenal (OTK) sekira pukul 23.00 WIB. Kaca depan bagian penumpang bolong akibat penyerangan itu.
"Kami menduga motif penyerangan ini berkaitan dengan aktivitas saya. Tapi saya tetap akan istiqomah menuntut pemimpin berani jujur dan bersih karena ini terkait nasib 14 juta jiwa masyarakat Sumut," ujar Ustaz Ade.
(Infografis/era.id)
Baca Juga : PDIP Duga Mikrofon Djarot-Sihar Disabotase Saat Debat
Saat penyerangan terjadi, kata Ustaz Ade, mobil tersebut dikendarai oleh Ustaz Ali, yang baru saja mengantar Ustaz Ade pulang ke rumah dari posko tim pemenangan cagub-cawagub Sumut nomor urut 2, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Terkait penyerangan itu, kata Ustaz Ade, pihaknya sudah berkonsultasi dengan kuasa hukum untuk membuat laporan ke kepolisian.
"Penyerangan itu tidak mengendurkan perjuangan kami. Kami ingin pemimpin Sumut selanjutnya bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih dan menyejahterakan masyarakat," ujar Ustaz Ade.