ERA.id - Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyebut banyak sasaran vaksinasi COVID-19 mengalami immunization stress-related response (ISRR) atau rasa cemas berlebihan akibat proses vaksinasi.
"Lebih dari 64 persen itu ada yang disebutnya dengan kelompok immunization stress-related response (ISRR). Jadi respon yang terkait dengan kecemasan akibat proses imunisasi, bukan kandungan imunisasinya," ujar Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan seperti dikutip dari kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Selasa (23/2/2021).
Hindra mengatakan, akibat seseorang mengalami cemas atau stres usai menerima vaksin, menimbulkan efek seperti mual, pingsan bahkan merasa seperti lumpuh. Namun, setelah diobservasi, hal tersebut terjadi tak berkaitan dengan kandungan vaksin.
"Jadi mual, muntah, pingsan sekejap, gerakan-gerakan aneh kaya lupuh. Kemudian dilakukan observasi, ternyata hasilnya semua normal. Satu dua hari normal, kembali biasa," kata Hindra.
Menurut Hindra, stres atau cemas berlebihan ini kerap terjadi pada orang dewasa. Biasanya, kata dia, mereka menjadi stres karena mendengar atau melihat orang lain yang merasa tegang saat divaksin.
Akibatnya, mereka yang belum divaksin ikut merasa tegang hingga mengalami cemas berlebihan setelah penyuntikan.
"Pada anak jarang, anak hanya jerit-jerit aja. Kalau dewasa itu setelah pulang ke rumah, masih bisa terjadi juga demikian (gejala stres). Namun, tanpa pengobatan semuanya sembuh sempurna," katanya.
Adapun hingga saat ini Komnas KIPI baru menerima laporan dari 22 provinsi di Indonesia yang sudah menjalankan program vaksinasi COVID-19.
Berdasarkan data Komnas KIPI, kebanyakan sasaran vaksin hanya mengalami gejala ringan seperti muntah, kesemutan, dan lemas.