ERA.id - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimmin Iskandar atau Cak Imin buka terkait big data penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang disebut-sebut sama seperti miliki Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Cak Imin menegaskan, big data milik PKB berbeda dengan milik Luhut. Hal itu terlihat dari jumlah percakapan pendukung penundaan pemilu yang terangkum dalam big data.
"Beda. Yang dia (Luhut) 110 juta, saya 100 juta," kata Cak Imin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Cak Imin juga membantah wacana penundaan Pemilu 2024 merupakan usulan titipan dari Luhut. Dia menegaskan, wacana tersebut murni usulan pribadi.
"(Wacana penundaan Pemilu 2024) Ide saya. Pure saya," kata Cak Imin.
Meskipun berhubungan baik, namun Cak Imin mengaku sudah lama sekali tidak berkomunikasi dengan Luhut.
"Sudah lama sekali (komunikasi dengan Luhut). Ndak (tidak ada komunikasi dengan Luhut baru-baru ini)," tegasnya.
Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim berdasarkan big data yang berisi percakapan 110 juta orang di media sosial mendukung penundaan Pemilu 2024.
Dia juga mengklaim mereka yang mendukung merupakan pemilih dari Partai Demokrat, Partai Gerindra, dan PDIP sementara ketiga partai tersebut tegas menolak wacana penundaan pemilu.
Selain big data, Luhut juga menyinggung besaran anggaran pemilu senilai Rp110 miliar. Menurutnya, banyak rakyat yang tak mau jika uang tersebut dipakai untuk menyelenggarakan pemilu serentak.
"Nah, itu yang rakyat ngomong. Nah, ini kan ceruk ini atau orang-orang ini ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, ada yang di PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar," kata Luhut, Jumat (11/3).
Kami juga pernah menulis soal Mantap Jadi Bakal Capres 2024, Muhaimin Iskandar Tiru Kebiasaan Gus Dur Minta 'Restu' ke Wali Songo Kamu bisa baca di sini.
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!