Prahara Demokrat Masa AHY: Dari Pembakaran Atribut, hingga Hasil Musda di Sulsel yang Mengecewakan

| 01 Apr 2022 13:28
Prahara Demokrat Masa AHY: Dari Pembakaran Atribut, hingga Hasil Musda di Sulsel yang Mengecewakan
Ilustrasi simpatisan Demokrat (Dok. Rachland Nashidik)

ERA.id - Sejak dipegang Agus Harimurti Yudhoyono, Demokrat semakin banyak diterpa masalah. Mulai dari dualisme, hingga protes dari beberapa DPD di daerah.

Apa saja? Patut disebut kalau kemarin, di Kota Kupang, NTT, aksi massa yang kecewa dengan sikap AHY, berujung melakukan tindakan barbar dengan membakar atribut Demokrat.

Tak cuma itu, poster AHY tak lupa dihanguskan di atas api yang berkobar di depan kantor DPD Demokrat NTT.

Selain itu, anggota DPD Demokrat Riau juga pernah membakar atribut partai. Alasannya mirip dengan massa yang ngamuk di NTT, yakni kecewa terhadap Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Itu terjadi pada November 2021 silam, di halaman kantor DPD Demokrat Riau, Jalan Arifin Achmad, Pekanbaru.

Lebih jelasnya, kader kecewa karena saran kader akar rumput tak didengar soal pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) di Pekanbaru.

Usai menumpahkan kekecewaannya, kader pun membuka baju dan atribut Partai Demokrat. Mereka langsung kompak membakar atribut partai berlambang Mercy tersebut.

"Atribut semua saya bakar karena kecewa dengan demokrat di bawah kepemimpinan AHY. AHY memimpin partai ini beda jauh dengan cara SBY, SBY selalu mengajarkan kesantunan dan aturan, ini berbeda," tegas kader Demokrat Riau Kamaruzman dikutip dari Detikcom.

"Ingat, Agus Harimurti Yudhoyono, suara Demokrat tidak seberapa besar. Tapi suara Demokrat Riau 17 persen melahirkan suara, tolong dihargai perjuangan Partai Demokrat Riau. Tolong hargai," katanya.

NTT

Di Kupang, Demokrat dicap sebagai partai busuk saat poster bergambar anak SBY itu, dibakar, Selasa (4/1/2022) silam.

Puluhan orang tersebut bertindak brutal karena menolak keputusan DPP Partai Demokrat dalam pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat NTT.

Diketahui, DPP Demokrat memang menetapkan Leonardus Leo sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat NTT.

Setelah penetapan ini, sejumlah kader dan simpatisan partai Demokrat di NTT, langsung menolak.

Beberapa massa menilai, semestinya DPP Demokrat yang dikendalikan AHY, memilih Jefri Riwu Kore (Jeriko) karena dianggap telah loyal kepada partai.

Sulsel

Kekecewaan belakangan pula muncul dari loyalis Ilham Arif Sirajuddin. Bagaimana tidak, mantan Wali Kota Makassar dua periode ditolak menjadi Ketua Demokrat Sulsel oleh AHY dkk.

Padahal, pria berakronim IAS tersebut, sudah memenangi voting dalam Musda Demokrat beberapa waktu lalu, dengan mengantongi 16 suara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang ada di Sulsel.

Untuk diketahui, IAS dikalahkan Ni'matullah Erbe atau Ulla. Dengan hasil itu, Ulla kembali memimpin DPD Demokrat Sulawesi Selatan.

IAS sendiri, sejauh ini, ditawari masuk menjadi pengurus di DPP Demokrat. "Keputusannya Pak Ni'matullah tetap kembali pimpin Demokrat di Sulsel. Untuk Pak Ilham, beliau merupakan sosok yang mempunyai pengaruh kuat serta tokoh yang bisa menutupi kebutuhan politik Demokrat di tingkat regional," kata Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief, Kamis (31/3/2022) kemarin.

Andi Arief pun menghibur Ilham, dengan memuji kalau Ilham punya potensi serta memiliki ketokohan yang dianggap layak dalam memperkuat kepentingan politik Demokrat di wilayah regional Pulau Sulawesi.

Menanggapi keputusan itu, Ilham, lewat rilis yang diterima ERA, menerima keputusan DPP dengan berat hati. Ia dihadapkan kenyataan, bahwa begitulah realitas politik.

"Alhamdulillah, setelah menanti, DPP Demokrat akhirnya memutuskan belum memberi kepercayaan kepada saya untuk memimpin kembali DPD Demokrat Sulsel. Inilah realitas yang harus selalu bisa diterima sebagai seorang politisi," tulisnya.

"Saya bisa menerima ini dan sedang dalam proses menimbang beberapa hal terkait langkah politik pribadi saya ke depan. Saya menghargai keputusan DPP sebagai keputusan organisasi di mana saya sedang berkecimpung di dalamnya saat ini," katanya.

Ia juga berterima kasih sekaligus memohon maaf kepada seluruh rekan yang sudah bersama berjuang, terutama kepada 16 DPC yang sudah mendukungnya sekaligus menolak LPj kepengurusan (Ni'matullah) periode yang lalu.

"Sesungguhnya tentang perjuangan ini, tidak pernah ada yang sia-sia. Karena kita benar-benar memahami apa yang kota perjuangan untuk kebaikan partai ini," ujar pria disapa akrab IAS itu.

Sebelumnya, tim tiga DPP Partai Demokrat memutuskan Ni'matullah sebagai ketua DPD Demokrat Sulsel, setelah Ulla dan IAS ikut uji kelayakan dan kepatutan.

Walau IAS didukung 16 DPC dan Ni'matullah hanya didukung 9 DPC, kenyataan itu tak bisa membawa Ilham berjaya seperti dulu, memegang kembali Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel.

Kami juga pernah menulis soal Bahas Pemilu 2024, AHY: Demokrat-NasDem Ingin Berperan Besar di Pemerintahan Mendatang Kamu bisa baca di sini.

Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!

Rekomendasi