Apa Itu Doping dalam Olahraga dan Jenis Obat-Obatan yang Dilarang

| 01 Mar 2024 19:05
Apa Itu Doping dalam Olahraga dan Jenis Obat-Obatan yang Dilarang
Apa itu doping dalam olahraga (unsplash)

ERA.id - Di balik gemerlapnya dunia olahraga, terdapat praktik terlarang atau skandal yang mencoreng nilai-nilai sportivitas dan kejujuran, yaitu doping. Apa itu doping dalam olahraga?

Doping sendiri adalah metode terlarang untuk meningkatkan performa atlet secara tidak adil. Praktik ini tidak hanya membahayakan kesehatan atlet, tetapi juga menodai integritas dan kehormatan dalam dunia olahraga.

Apa Itu Doping dalam Olahraga?

Dilansir dari American Medical Society, "doping" mengacu pada penggunaan zat terlarang dalam olahraga kompetitif.

Performance enhancing drugs (PEDs) adalah istilah lain yang digunakan untuk obat-obatan yang digunakan oleh atlet untuk meningkatkan performa atletik mereka.

Alasan utama doping yang menjadikan doping adalah masalah besar adalah kenyataan bahwa banyak dari zat-zat ini dapat memiliki efek samping berbahaya dan berkepanjangan yang mungkin melibatkan beberapa hal berikut:

  • Kardiovaskular: irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi, serangan jantung, kematian mendadak
  • Sistem Saraf Pusat: insomnia, kecemasan, depresi, perilaku agresif, bunuh diri, sakit kepala, kecanduan dengan gejala penarikan, psikosis, gemetar, pusing, stroke
  • Pernapasan: pendarahan hidung, sinusitis
  • Hormonal: infertilitas, ginekomastia (payudara membesar), penurunan ukuran testis, dorongan seks rendah, akromegali (tulang kasar di wajah, tangan, dan kaki), dan kanker.

Isu kedua yang lebih bersifat adalah dilema moral. Zat-zat terlarang ini digunakan untuk mendapatkan keunggulan yang tidak adil yang secara signifikan merugikan semangat persaingan dalam pertandingan olahraga.

Seperti yang dinyatakan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA), tujuan dari program anti-doping adalah "melindungi hak fundamental atlet untuk berpartisipasi dalam olahraga bebas doping dan dengan demikian mempromosikan kesehatan, keadilan, dan kesetaraan bagi atlet di seluruh dunia..."

doping dapat memiliki efek samping berbahaya (unsplash)

Zat-Zat Doping yang Dilarang dalam Olahraga

Beberapa obat dilarang baik selama maupun di luar kompetisi karena sifat meningkatkan performanya, sementara yang lain hanya dilarang selama kompetisi.

Alasan lain untuk melarang suatu obat adalah kemampuannya untuk menyembunyikan keberadaan obat terlarang lain selama pengujian.

Setiap organisasi memiliki daftar zat terlarang yang berbeda. Namun secara umum, terdapat beberapa kelas obat berikut dilarang berikut diantaranya:

  • Narkoba
  • stimulan
  • steroid anabolik
  • hormon peptida (misalnya, human growth hormone [hGH])
  • alkohol dan beta blocker (hanya untuk panahan dan menembak senapan)
  • diuretik
  • beta-2 agonis
  • anti-estrogen
  • doping darah
  • manipulasi genetik.

Bagi atlet yang memerlukan obat terlarang karena alasan medis yang sah, program anti-doping menawarkan cara untuk meminta izin penggunaan terapeutik (TUE) sehingga atlet dapat menggunakan obat tersebut.

Pertama, atlet harus memiliki seorang dokter melengkapi formulir TUE yang menyatakan bahwa atlet membutuhkan obat tersebut untuk mengobati kondisi medis mereka.

Kedua, bahwa obat alternatif yang tidak terlarang tidak tersedia atau tidak cukup efektif untuk mengobati kondisi kesehatan pada atlet.

TUE tersebut ditinjau oleh sebuah komite medis, yang entah memperbolehkan atlet untuk mengkonsumsi obat tersebut atau menolak permintaan atlet.

Namun penting untuk dicatat bahwa bahkan beberapa obat bebas (OTC) dan suplemen mungkin dilarang atau mengandung bahan tambahan atau kontaminan yang dilarang.

Sebagai contoh, Asosiasi Atletik Kollegiat Nasional (NCAA) melarang penggunaan kafein berlebih, yang didefinisikan sebagai tingkat kafein dalam urine di atas 15μg/mL.

Sementara itu, WADA telah melarang pseudoefedrin (misalnya, Sudafed) jika konsentrasi dalam urine di atas 150 mcg/ml, meskipun obat ini diperbolehkan oleh NCAA.

Namun masih banyak contoh obat yang umum digunakan yang mungkin diizinkan oleh satu kelompok dan dilarang oleh kelompok lain. Dalam hal ini, atlet sebaiknya kooperatif dengan tim medis pengawas untuk menentukan obat mana yang aman dan diperbolehkan untuk digunakan.

Selain apa itu doping dalam olahraga, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…

Rekomendasi