ERA.id - Beberapa partai politik seperti PDIP, NasDem dan Golkar di Kota Makassar, bekerja keras membangun citra saat Ramadan.
Ketiganya membuat program senada, yakni menggelar 'pasar murah' sekaligus membantu para pelaku UMKM menjajakan dagangannya.
PDIP misalnya, mengadakan kegiatan MTQ kedua kalinya pada hari Sabtu tanggal (9/4/2022) mendatang.
Selain itu, mereka juga akan melaksanakan buka puasa bersama di 15 titik di Kota Makassar dengan standar protokol kesehatan.
Selain itu, partai berlogo banteng ini juga menyiapkan stan takjil gratis bagi pelaku UMKM di depan Kantor DPC PDI Perjuangan Makassar, Jalan Serigala No. 86 Makassar.
Di lain tempat, NasDem Sulsel akan berbagi takjil di seluruh kecamatan selama bulan Ramadan. Mereka juga akan menyantuni kaum duafa, seperti membagi sembako dan alat salat.
Untuk pekan kedua dan ketiga, partai besutan Surya Paloh itu akan membuat safari Ramadan yang dirangkaikan dengan buka puasa dan Tarawih bersama dengan segenap kader.
Bagaimana dengan Golkar? Beringin rimbun ini akan menggelar Ramadan Fest Golkar Sulsel 2022. Kegiatan ini dipusatkan di pelataran kantor Golkar Sulsel di Jalan Amanagappa, Kota Makassar.
Kegiatan ini nantinya akan lebih memberikan takjil kepada pengendara yang melintasi Jalan Amanagappa, tepatnya di sekitar Kantor DPD I Partai Golkar.
Selain itu, Ramadan Fest Golkar Sulsel 2022 kali ini menyuguhkan jajanan pasar, sosial event, buka bareng, live music, dan games-games menarik. Kegiatan ini akan dimulai hari ini, Senin (4-17/4/2022).
Menanggapi kegiatan itu, pakar politik dari UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad, mengatakan bahwa ketiga partai mencoba mengembalikan kepercayaan publik, salah satunya di bulan Ramadan.
"Mereka tidak boleh terlena, tapi terus berbenah hadapi 2024. Perlu jaga pergerakan agar elektabilitas naik," katanya kepada ERA, Senin (4/4/2022).
Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia (IPI), Minggu, mengeluarkan survei bahwa tingkat kepercayaan terhadap partai berada di posisi terendah, yaitu 54 persen.
Angka itu tertinggal dari Dewan Perwakilan Rakyat sebesar 61 persen, Dewan Perwakilan Daerah 65 persen, dan Majelis Permusyawaratan Rakyat 67 persen.
“Ada ekspektasi yang tinggi kepada partai politik, tetapi sebagian ekspektasi itu tidak bisa dijalankan dengan baik oleh elite partai. Itu yang kemudian (menyebabkan) tingkat trust (kepercayaan, Red.) publik terhadap partai rendah,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, Minggu (3/4/2022).
Kurangnya kepercayaan publik, kata Burhanuddin, diwakili oleh 1.200 responden survei. Responden menyoal kasus-kasus korupsi yang menyeret elite partai. Selain itu, parpol juga dinilai tidak menyerap aspirasi publik dengan baik.
“Publik melakukan semacam generalisasi karena terlalu banyak kasus (korupsi) yang melibatkan elite partai. Itu membuat memori publik kurang positif terhadap partai politik,” kata dia.
Walaupun demikian, partai politik adalah salah satu lembaga yang memungkinkan demokrasi dipraktikkan di Indonesia. Dengan demikian, publik tidak punya opsi lain selain mendorong partai politik untuk memperbaiki diri, kata Burhanuddin.
“Kita tidak punya pilihan lain, (karena) kalau mau berdemokrasi (hanya bisa) lewat partai politik, dan partai politik harus kita benahi supaya tidak terkena racun-racun korupsi atau isu-isu lain.” ucapnya.
Kami juga pernah menulis soal Mulai 1-7 Agustus, KPU Rencanakan Pendaftaran Parpol Peserta Pemilu 2024 Kamu bisa baca di sini.
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!