ERA.id - Dengan menggunakan pisau, satu orang menggorok seorang warga yang berada di dalam gereja Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis, hingga tewas, dan melukai sejumlah orang lainnya, dalam insiden yang oleh Walikota Nice disebut sebagai "serangan terorisme", Kamis (29/10/2020).
Berdasarkan pemberitaan sejumlah media, polisi dikabarkan telah meringkus satu orang terduga pelaku pembunuhan.
Seperti dilansir France24, polisi juga mengonfirmasi sedikitnya dua orang tewas akibat kejadian tersebut.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan, via Twitter, bahwa pihaknya langsung mengadakan rapat mendadak pasca terjadinya serangan.
Walikota Christian Estrosi mengatakan bahwa ia telah berada di tempat insiden penusukan di kotanya.
"Saya berada di lokasi kejadian bersama polisi yang menangkap sang pelaku. Seluruh bukti memperkuat dugaan bahwa ini merupakan serangan terorisme," kata Estrosi, via Twitter, Kamis pagi waktu setempat.
Je suis sur place avec la @PoliceNat06 et la @pmdenice qui a interpellé l’auteur de l’attaque. Je confirme que tout laisse supposer à un attentat terroriste au sein de la basilique Notre-Dame de #Nice06. pic.twitter.com/VmpDqRwzB1
— Christian Estrosi (@cestrosi) October 29, 2020
Insiden penusukan sendiri, seperti dikatakan Estrosi, terjadi di dalam gereja Basilika Notre-Dame di kota Nice, Prancis.
Gereja Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis adalah basilika Katolik Roma yang terletak di jalan Avenue Jean Medecin di pusat kota Nice. Basilika ini dibangun antara tahun 1864 dan 1868 dan didesain oleh Louis Lenormand. Ia merupakan gereja paling besar di kota Nice.
Seperti diketahui, insiden ini terjadi ketika Prancis baru saja menghadapi insiden pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah awal Oktober ini. Insiden tersebut dilatari aktivitas mengajar sang guru yang menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya di kelas saat mereka mendiskusikan topik kebebasan berpendapat.
Saat ini belum jelas betul apa motif di balik serangan penusukan di Nice, atau soal adanya hubungan serangan ini dengan insiden kartun Nabi Muhammad, yang publikasinya dianggap telah melukai hati para penganut agama Islam.