ERA.id - Warga sekitar sungai Tello, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulsel, dihebohkan dengan kemunculan seekor buaya yang dipercaya sebagai kembaran manusia, Selasa (11/11/2020). Video penampakan buaya di Sungai Tello pun viral di media sosial.
Warga pun langsung membawa buaya tersebut ke rumah salah satu warga yang mengaku sebagai keturunan buaya (Boek) dan dibaringkan diatas kasur.
Kepada ERA.id, Abd Rahmansyah (26) warga Jalan Paccing Raya, Kelurahan Tello Baru, Kecamatan Panakkukang, RT.03/RW 03 menceritakan awal mula kemunculan buaya yang disebut kembaran manusia itu.
Menurut pria yang akrab disapa Rahman itu, buaya yang ia akui sebagai bibinya itu sejak dua minggu kerap naik ke daratan. Rahman bilang, hal itu dipercaya sebagai pesan-pesan penting bagi seluruh keluarganya.
"Kembaran dari saudara (wanita) kandung bapak saya, tapi saudara bapak saya juga sudah meninggal. Keluarga kami memang punya keturunan saudara kembar (mitos) dengan buaya," kata Rahman, Kamis. (12/11/2020).
Buaya kembaran bibinya itu juga disebut sering berubah jenis kelamin saat muncul ke daratan. Terlebih, ketika buaya tersebut bertemu dengan anak cucu keturunannya.
"Pertama yang muncul itu laki-laki terus sekarang muncul perempuan, karena seperti itu (buaya) bisa berubah (jenis kelamin). Dia juga yang minta ke saya untuk dibawah ke rumah ini." akunya.
Buaya tersebut kini dibawa ke dalam rumah, dibaringkan di kasur, diberi bantal, dan selimut kain kafan. Selain itu, buaya yang bernama Karaeng Daeng Passewang itu juga diberi makan dua butir telur ayam kampung serta digelar ritual.
"Beliau (buaya) mengaku dengan nama Karaeng Daeng Passewang, itu beliau sebut saat masuk ke tubuh salah satu dari kami." bebernya.
Rahman menduga kemunculan Daeng Passewang itu sebagai pertanda akan terjadi banjir besar, selain itu juga seakan ingin memperlihatkan wujudnya agar para anak cucunya percaya memiliki kembaran buaya.
Kini buaya itu sudah diceburkan kembali ke Sungai Tello oleh warga dengan cara melepas buaya tersebut beserta sesajennya.
"Tadi kita sudah kembalikan (Sungai Tello), beliau mati suri karena posisi tetap seperti semula. Nanti kalau sudah mengikuti arus sungai, biasanya langsung ke dasar sungai disambut sama saudaranya (kisah)." tutupnya.