ERA.id - Berita mengenai melejitnya harga mata uang digital bitcoin dua pekan lalu mungkin sudah membuat orang mengernyitkan dahi. Apalagi transaksi ini: kolektor seni Pablo Rodriguez-Fraile mau menggelontorkan uang 67.000 dolar AS, alias lebih dari Rp956 juta, untuk sebuah file video klip berdurasi 10 detik, video yang sebenarnya bisa ia tonton gratis secara online.
Pekan lalu, Pablo menjual file ini dengan harga 6,6 juta dolar AS, alias Rp94,25 miliar.
Bagaimana dia bisa menjual sebuah file digital, yang mudah sekali diunduh dan direproduksi, dengan harga hampir 100 kali lipat? Itu tidak mustahil, gara-gara teknologi blockchain.
DIlansir dari Reuters, video digital tersebut adalah karya seniman bernama Beeple, yang oleh teknologi blockchain bisa diautentikasi menjadi serangkaian kode digital. 'Sertifikat digital' ini lalu diberikan kepada pemiliknya sebagai bukti resmi ia memiliki file video asli Beeple.
Aset digital ini masih barang baru dan diberi nama non-fungible token (NFT), atau semacam 'token khusus'. Popularitas aset berjenis NFT kini tengah meledak di kalangan investor dan spekulan yang rela menggelontorkan duit untuk membeli 'hak milik' atas data digital.
Teknologi blockchain memampukan hal ini karena tiap 'sertifikat digital' bisa diotentikasi secara publik dan tidak bisa digandakan.
Sehingga, meski tiap orang bisa dengan mudah mereproduksi atau mengunduh video secara online, bukti sah kepemilikan file otentik hanya ada satu.
"Anda bisa pergi ke Museum Louvre dan memotret lukisan Mona Lisa, dan Anda berhak memiliki foto itu. Namun, foto tersebut tak bernilai karena tidak bisa membuktikan sejarah otentik dari karya tersebut," kata Rodriguez-Fraile.
Dengan penerapan istilah 'non-fungible' aset digital tidak punya nilai tukar karena tiap benda bersifat unik. Contoh aset digital NFT ini bisa mencakup karya seni digital, kartu digital bergambar mobil sport, hingga suatu lahan di dunia virtual. Investor juga menyukai nama dompet cryptocurrency yang eksklusif, yang kelakuannya mirip orang yang mengoleksi plat nomor atau domain situs web.
Pasar NFT sendiri cukup besar. OpenSea, salah satu lokapasar NFT, mengatakan bahwa angka penjualan aset digital melesat hingga 86,3 juta dolar AS pada Jumat lalu. Padahal volume penjualan bulanan hanya 1,5 juta dolar AS pada tahun lalu.
Meski begitu, banyak investor juga mengaku hati-hati ketika banyak uang mengalir deras ke aset NFT. Mereka khawatir pasar ini hanya akan menjadi gelembung nilai yang suatu saat meletus.
Ditulis di Reuters, seperti umumnya investasi di ceruk yang unik, "selalu ada risiko kerugian besar jika trennya menghilang". Sementara itu orang-orang bisa berbuat kriminal di pasar virtual, di mana nama palsu (pseudonym) digunakan alih-alih identitas asli.